Selasa, 02 Juni 2020

BENARKAH MEDANG I BHUMI MATARAM LENYAP KARENA LETUSAN MERAPI??


~Di gambarkan dalam kitab sastra Jawa baru babad tanah Jawi yang menyebut alasan Mpu Sindok meninggalkan Medang BHUMI Mataram ke Jawa Timur lantaran tanah Mataram terhantam letusan gunung Merapi. Letusan gunung berapi adalah gambaran telah terjadinya sebuah peperangan besar tidak lain adalah serbuan kerajaan Sriwijaya ke tanah Jawa menyerbu kerajaan Medang bhumi Mataram yang menewaskan Rakai pangkaja atau Rakai Dyah Wawa.

Ketika Rake Pangkaja Dyah Wawa bertahta di Medang i Bhumi Mataram, Gunung Merapi meletus hebat, sebagian puncaknya hancur, Tanahnya bergeser ke barat daya, membentuk gunung Gendol dan Pegunungan Manoreh,
Beberapa waktu lamanya Bhumi Mataram tergoncang gempa besar, terhujani abu vulkanik dan batu. Candi Borobudur dan Prambanan tenggelam. Keraton Medang Bhumi Mataram hancur. Demikian teori Van Bommelen.

Tetapi Sejarawan Belanda itu tidak mampu menerangkan nasib Rakai Pangkaja Dyah Wawa, Apakah mertua mahamentri Hino Mpu Sindok itu gugur dalam bencana besar atau gugur jauh sebelumnya.
Yang pasti pada tahun 929M Kerjaan Medang tampil di Jawa Timur yang di maharajai Rake Hino Mpu Sindok yang bergelar Abhiseka Sri Maharaja Isyana Wikramdharmottunggadewa.

Benarkah pada sekitar 928M bencana besar letusan gunung Merapi menenggelamkan keraton Medang Bhumi Mataram?, Sehingga Mpu Sindok terpaksa membangun pusat pemerintahan baru di Jawa Timur??

Rupanya Van Bommelen keliru menafsir berita dalam Babad Tanah Jawa yang menyebut alasan Mpu Sindok meninggalkan Medang BHUMI Mataram ke Jawa Timur lantaran tanah Mataram terhantam letusan gunung Merapi.
Sesungguhnya karya sastra Jawakuno banyak menggunakan pralambang dalam penulisannya. Seperti serat Pararaton yang banyak menulis peristiwa letusan gunung berapi untuk melambangkan peristiwa besar dalam negara, seperti kelahiran dan wafatnya seorang Raja, Serbuan musuh atau pemberontakan yang mengakibatkan goncangan besar dalam kerajaan.

Prapanca juga menulis dalam kakawin  Negarakertagama Pupuh 1 bait 4 yang berbunyi " Tahun Saka 1256 beliau lahir untuk jadi Narpati, Selama dalam kandungan di Kahuripan, telah tampak tanda keluhuran Gempa bumi, kepul asap, hujan abu, guruh halilintar menyambar nyambar, Gunung meletus, gemuruh, gemuruh membunuh Surjana, penjahat musnah dari negara."

Peristiwa gempa bumi dan gunung meletus itu juga perlambang, Bahwa kelahiran Hayam Wuruk merupakan peristiwa besar bagi Majapahit.
Dengan demikian bahwa letusan gunung berapi pada masa akhir pemerintahan Rake Sumba Dyah Wawa di Medang Bhumi Mataram sebagaimana berita dalam babad tanah Jawa maupun serat dan babad lainnya, mengandung arti pada saat itu terjadi peristiwa besar, yaitu serbuan musuh yang berhasil menguasai keraton Medang Bhumi Mataram dan menewaskan Sang Maharaja Rake Sumba Dyah Wawa.

Siapa yang menghancurkan kejayaan Medang Bhumi Mataram pada sekitar 928M ?

Terkait dengan kepindahan medang bumi mataram ke jawa timur jaman mpu sindok. merujuk pada pendapat casparis yang berpendapat bahwa alasan mpu sindok memindahkan kerajaan medang mataram ke jatim karena serbuan sriwijaya. Dan juga dikuatkan oleh pendapat buchari bahwa suatu keraton atau istana yang pernah diduduki atau dikuasai musuh dianggap sudah ternoda dan harus dipindah ke tempat lain.  Dan mpu sindok ternyata tidak memindah keraton di area jawa tengah tetapi malah jauh ke jawa bagian timur.

Alasan mpu sindok memindah kerajan medang bumi mataram ke jawa timur karena serbuan sriwijaya, adalah alasan sejarah bedasarkan pada kronologis sejarah perang jaman dapunta hyang sriwijaya sampai jaman ketika sriwijaya menyerbu mpu sindok di anjuk ladang sampai ketika kehancuran  Dharmwangsa  teguh penerus Empu sindok. Di sini kita dapati gambaran jelas bahwa masa itu ada perebutan hegemoni kekuasaan nusantara yaitu antara penguasa di tanah jawa  dan penguasa di tanah sumatra (sriwijaya).

Merujuk pada prasasti anjuk ladang yang menerangkan tentang peresmian bangunan candi (Sri Jayamerta) yang berlokasi di sekitar tugu kemenangan (Jayastamba). Sedangkan nama Sima “Anjuk Ladang” memiliki makna tanah kemenangan.

Walaupun dalam prasasti Anjuk Ladang tidak disebutkan secara lugas tentang penyebab perpindahan pusat Kerajaan Medang, namun dari kata “Sri Jayamerta”, “Jayastamba” dan “Anjuk Ladang” sudah tersirat adanya peristiwa kemenangan perang yang sangat monumental yang pernah dialami oleh Mpu Sindok di wilayah Nganjuk. Kemenangan perang dengan siapa atau kerajaan mana? Mungkin jawaban yang paling logis adalah perang melawan pasukan Kerajaan Sriwijaya. peristiwa perang Anjuk Ladang pada tahun 929. Awalnya pasukan Sriwijaya telah meluluhlantakkan pusat Kerajaan Medang di Jawa Tengah dan Raja Dyah Wawa diperkirakan tewas dalam serangan tersebut.

Kutipan isi prasasti Anjuk Ladang yang menyebutkan hal itu:
A. 14 – 15: … parnnaha nikanaŋ lmah uŋwana saŋ hyaŋ prasada atêhêra jaya[sta]mbha wiwit matêwêkniraŋlahakan satru[nira] [haj]ja[n] ri [ma]layu

 ( di tempat ini [yang telah terpilih] agar menjadi tempat didirikannya bangunan suci, sebagai pengganti tugu kemenangan, [di sanalah] pertamakali menandai saat ia [raja] mengalahkan musuhnya raja dari Malayu).




Bisa dianalisis peristiwa setelahnya yaitu Mpu Sendok sebagai rakyan mapatih hino memindahkan kedatuan ke watugaluh sementara ketu wijaya yg dikatakan sebagai putra raja Medang mendirikan kerajaan Wengker.

Prasasti anjuk ladang 857,859 menunjukkan Mpu Sendok berhasil menahan serangan tentara Sriwijaya di daerah Nganjuk sekarang.
Setelahnya Koalisi Sriwijaya dan Lwaram berhasil menghabisi Prabu Dharmawangsa yg sebelumnya sempat menyerang Sriwijaya.
Kesimpulannya Dyah Wawa atau Rakai Pangkaja/Dyah Wawa tewas karena serangan Sriwijaya ..

Inilah yang di gambarkan dalam kitab sastra Jawa baru babad tanah Jawi yang menyebut alasan Mpu Sindok meninggalkan Medang BHUMI Mataram ke Jawa Timur lantaran tanah Mataram terhantam letusan gunung Merapi. Letusan gunung berapi adalah gambaran telah terjadinya sebuah peperangan besar tidak lain adalah serbuan kerajaan Sriwijaya ke tanah Jawa menyerbu kerajaan Medang bhumi Mataram yang menewaskan Rakai pangkaja atau Rakai Dyah Wawa. Sehingga mendorong hatinya Mpu sendok untuk memindahkan kerajaan Medang bhumi Mataram menjadi Medang Mataram yang berpusat di Jawa timur

 Demikian itulah alur tafsirannya. Bahwa peristiwa di anjuk ladang merupakan lanjutan peristiwa saat maharaja dyah wawa hancur di istana mdang mataram. Setelah tahu mpu sindok membangun kekuasaan di jawa  timur dengan nama medang mataram, sriwijaya yang sudah berkuasa penuh di jawa bagian barat dan jawa bagian tengah jateng segera bergerak ke timur menggempur sindok. Tapi kali ini sriwijaya gagal dan kembali ke barat. 
Sriwijaya sudah tidak punya kuasa lagi atas pulau Jawa sejak Sanjaya berhasil menyatukan pulau Jawa dalam satu pemerintahan, bahkan menurut Carita Parahyangan (CP), Sanjaya melakukan ekspansi ke Bhumi Malayu, perluasan pengaruh Medang ke Sumatera, Semenanjung hingga Indochina dilanjutkan oleh Rakai Panangkaran dan Rakai Panaraban, walaupun kemudian terjadi disintergasi di jaman Rakai Warak Dyah Manara, dengan lepasnya Kamboja, juga Sunda (berdasarkan CP), tapi Sumatera tetap bersama Medang hingga era Rakai Garung, baru lepas ketika terjadi pembagian wilayah di masa Rakai Pikatan dan Balaputradewa, dari sejak itu aktif kembali saling serang Sumatera dengan Jawa hingga era Dharmawangsa Teguh.

Di era selanjutnya pasca kemenangan Pangjalu atas Janggala, dan lepasnya Sumatera dari cengkeraman Chola dengan berdirinya Dharmasraya, Jawa dan Sumatera menjadi dua negara kuat di Nusantara, yang membawahi kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, Dharmasraya di barat, Pangjalu di timur.

 Setelah sanjaya berkuasa, sriwijaya semakin meninggalkan jawa. Tapi di ujung pemerintahan sanjaya, sriwijaya kembali datang ke jawa dan meruntuhkan kekuasaan sanjaya. Begitulah kisah perang dan perebutan kekuasaan antar wangsa jaman pararaja klasih. Jaman dulu hanya ada satu rumus menguasai wilayah atau kerajaan lain, jika ingin menguasai kerajaan lain maka jalan perang yang  harus ditempuh. Dan sriwijaya sejak awal sudah berperang dengan cikal medang (kalingga) sampai jaman medang mpu sindok dan dharmawangsa Teguh.

Peristiwa perang di anjuk ladang juga menguatkan tafsir bahwa kepindahan mpu sindok ke jatim karena serbuan sriwijaya atas kekuasaan maharaja dyah wawa di medang mataram.




Sumber : Di Nukil dari Buku GIRINDRA : Pararaja Tumapel Majapahit ,Karya Siwi Sang. Girindra nusantara siwisang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar