Sabtu, 25 Juli 2020

PEREBUTAN SUKSESI PAGERAN SEDO LEPEN DI BUNUH ANAK KEPONAKANNYA TAHUN 1521




~Setelah Raden Patah raja kesultanan Demak bintoro wafat, di gantikan oleh Pati Unus (tahun 1518-1552). Pati Unus musuh besar Portugis yang telah menduduki Malaka dan mengacaukan lalulintas perdagangan di semenanjung Malaya. Dengan bantuan Raja-Raja Islam di Sumatra Pasai, Aceh, dan Palembang, Pati Unus menyerang Malaka tahun 1520. Karena Pati Unus wafat tanpa putra, maka terjadilah perebutan Tahta antara Seda Lepen (pangeran Sekar), adik kandung Pati Unus dan Terenggono, adik Seda Lepen. Akirnya Trenggono yang menang karena Sedo Lepen telah di bunuh Trenggono naik tahta menjadi sultan Demak bintoro

Terenggono lazim di sebut Sultan Demak (tahun 1521-1546). Di bantu oleh Fatahillah,  Memperluas sampai Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Pajajaran (Hindu). Trenggono gugur di panarukan sewaktu melawan Singoari dan pasuruhan jasadnya di naikkan perahu sampan di bawa pulang ke Demak dan di Makamkan di masjid Agung demak tahun 1546. Saat terjadi perebutan Tahta sepeninggal Trenggono, Jaka Tingkir Sultan Pajang mengangkat diri sebagai penguasa Mandiri Pajang, bukan sebagai vasal Demak, tetapi “Tandingan” Demak tahun 1546-1587.

Karena terjadi masalah suksesi maka mukmin (Putra sulung Trenggono) di angkat sebagai wali bergelar Sultan prawata oleh sunan Giri. Ia mempunyai 4 orang adik perempuan, masing-masing di peristri Pragalpa (Gede Sampang). Hadiri, jaka tingkir, pasarean (Putra sunan Gunung Jati). Dan seorang adik laki-laki yang belum dewasa (Pangeran timur). Pemerintahan Prawata (tahun 1546-1549), mengalami kemunduran antara lain karena ambisi Arya Penangsang adipati Jipang Panolan. dan Jaka tingkir Adipati Pajang. Cirebon dan Banten  keduanya vassal Demak memutuskan hubugan karena Poro Wali tidak bersatu pendapat dalam penentuan waris tahta.

Sebagai putra sulung pangeran sedo lepan, arya Penangsang merasa lebih berhak dan mendesak Suunan Kudus agar segera merestui pengangkatan dirinya. Arya penangsang menyuruh Suryata untuk membunuh sunan Purwata karena di tuduh telah  mengatur pembunuhan Sedo Lepan. Sultan Hadiri jepara (pangeran tidunan) dan Istrinya (Ratu Klainyamat) mengadukan pembunuhan terhadap sunan Prawata dan Istrinya yang ikut terbunuh. Dalam perjalanan pulang ke jepara  sultan hadirin di bunuh oleh suruhan penangsang, namun Ratu Klainyamat lolos dari maut dan pergi bertapa di bawah kaki gunung donorojo jepara dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan 

Meski turunannya telah habis dan putra bungsu belum dewasa, namun sultan trenggono masih ada menantu yang paling tangguh, yang dulu sebagai tamtama prajurit Demak bintoro tidak lain adalah mas karebet  Jaka Tingkir. Atas perasaan yang kurang enak Penangsang harus menyingkirkan Jaka Tingkir bila ingin berhasil menjadi raja Penangsang Mengutus abdi kepercayaannya untuk membunuh Jaka Tingkir, namun Gagal, lalu  penangsang minta agar Sunan Kudus memanggil Jaka Tingkir menghadap Ke kudus, agar mudah di habisi.

Sesuai saran Ki ageng Pemanahan dari Pati, Jaka Tingkir datang di kawal Prajurit, setibanya di kudus, Jaka Tingkir di Sambut Penangsang dan terjadilah saling pamer keris antara setan kober Milik Penangsang dan Cubruk luwung Milik Jaka Tingkir. Kedua keris pusaka di hunus dan keduanya hamper terjadi saling tusuk menusuk namun di minta menyarungkan kembali keris mereka masing-masing oleh sunan kudus. Upaya Penangsang untuk membunuh jaka Tingkir di gagalkan sunan Kudus 

Arya Penangsang mendapatkan perintah sunan Kudus untuk menjauh dari kekisruhan perebutan tahta keluarga demak yang selama ini terjadi, dan di suruh pergi dari Jawa berpindah menuju pulau Sumatra bagian selatan dan menetab di sana sampai akhir hayatnya dan berganti nama menjadi Raden Sariman. 

Di kisahkan dalam Babad tanah Jawi bahwasanya Jaka Tingkir berhasil membunuh Arya penangsang dengan tombak kiyai Pleret dengan usus terburai kisah ini di tulis hanya untuk meligitimasi kekuasaan pajang beraja jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya mas karebet Jaka Tingkir. Perebutan politik suksesi dari keluarga kerajaan Demak bintoro Arya Penangsang di kisahkan mati terbunuh oleh jaka Tingkir kemudian Ki panjawi mendapatkan tanah predikan bumi pati dan Ki Pamanahan mendatkan tanah predikan alas mentoak bumi Mataram.

Ini lah politik perebutan suksesi selepas raja Pati unus Demak menyerang Malaka dan mati tanpa menurunkan anak turun, karna Pati unus mati dalam penyerangan ke Malaka melawan Portugis dan Pati unus tidak mempunyai anak di sinilah terjadinya perebutan kursi raja di keluarga kerajaan Demak bintoro.
Demikianlah kurang kebihnya politik suksesi dari sebuah perebutan kekuasaan setelah sultan trenggono terbunuh dalam pertempuran di jawa timur

Sumber catatan pinto
Babad pesisir demak cerita tutur 
Silsilah postoko darah agung

Penulis : Dhimas Danan jaya 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar