Minggu, 09 Agustus 2020

MENGIDENTIFIKASI KEN AROK PENDIRI TUMAPEL DAN SANNA AYAH SANJAYA PENDIRI MATARAM KUNO

 






Siapakah ayah dan ibu dari ken arok dan sanna ini....?
apakah kedua ayah dan ibu dari kedua tokoh ini fiksi yang sama sekali tidak termuat dalam prasasti manapun,,,?

~Dalam sejarah ken arok ialah awal dari berdirinya kerajaan tumapel di jawa timur, dan sanna di sebut sebut sebagai ayah sanjaya awal berdirinya kerajaan medang mataram kuno, Ayah dan ibu dari kedua tokoh sejarah jawa ini minim sekali sumber sejarahnya bedasarkan temuan prasasti,  yang ada hanya bersumber dari sebuah catatan ilmiyah yang di tulis sekisaran abad ke 16 san yang kemukinan tidak di tulis sezamannya. sejarah ken arok yang kita kenal berawal dari serat pararaton dalam pararaton ia di kisahkan sebagai anak pungutnya gajah para dan Sanna dalam carita parayangan ia di kisahkan sebagai anaknya sang prabhu suraghana Rahyang mandiminyak.

  Awal kemunculan raja sanna ini sendiri muncul dalam prasasti canggal Yang berangka tahun 654 caka atau 732 M, pada bait 8 sampai ke 11 dalam prasasti canggal menuliskan bahwasannya  Pulau Jawa yang dahulu diperintah oleh raja Sanna, yang sangat bijaksana, adil dalam tindakannya, perwira dalam peperangan, bermurah hati kepada rakyatnya. Ketika wafat Negara berkabung, sedih kehilangan pelindung. Pengganti raja Sanna yaitu putranya yang bernama Sanjaya yang di ibaratkan dengan matahari. Kekuasaan tidak langsung diserahkan kepadanya oleh raja Sanna tetapi melalui kakak perempuannya Sannaha.

Sannaha berdasarkan carita parayangan menyebutkan, Dewi Sannaha adalah putri prabu Suraghana atau Rahyang Mandiminyak dengan Dewi Parwati (putri Ratu Shima kalingga), yang kemudian menikah dengan Sanna  Prabu Bratasenawa. Sannaha dan Sanna adalah saudara seayah tetapi beda ibu, JIKA di tinjau dari naskah Carita Parahyangan Sannaha putri Rahyang Mandiminyak dari Dewi Parwati, sedangkan Sanna putra Rahyang Mandiminyak dari Pwahaci Rababu hasil hubungan gelap.  ketika mereka berdua Rahyang Mandi Minyak dan Pwahaci Rababu ini menikah kemudian melahirkan Sanjaya yang menurut prasasti mantyasih yang di keluarkan oleh Rakai watukura dyah balitung pada tahun 907 M. sanjaya bergelar Rakai mataram sang ratu sanjaya. Dalam prasasti mantyasih ini terpampang jelas daftar raja raja jawa kuno mulai dari sanjaya sampai ke Dyah balitung.

Hanya bersumber dari naskah carita parayangan sanjaya adalah putra Sanna dengan Sannaha dan cucunya Prabu Suraghana Rahyang Mandiminyak raja kerajan Galuh kedua. Disebut pula bahwa Rahyang Mandiminyak adalah putra Wretikandayun raja galuh pertama.
Prabu Suraghana Rahyang Mandi Minyak memiliki dua saudara, yang pertama bernama Rahyang Sempakwaja, yang kedua bernama Rahyang Kidul. Rahyang Mandiminyak berhubungan gelap dengan Pwahaci Rababu (istri Rahyang Sempakwaja), dari perkawinannya Rahyang Mandiminyak memperoleh putra bernama Sanna. Sanna yang beristrikan sannaha inilah yang melahirkan SANJAYA pendiri mataram kuno

Sanna menggantikan ayahnya (Rahyang Mandiminyak) menjadi raja Galuh ketiga bergelar Prabu Bratasenawa selama 7 tahun. Pada masa pemerintahan Sanna timbul perebutan kekuasaan oleh Rahyang Purbasora (putra Rahyang Sempakwaja yang nomer dua), pada hakikatnya kedua orang tersebut berdarah satu ibu (Pwahaci Rababu) tetapi beda ayah. Dari perebutan kekuasannya Sanna dan Sannaha kemudian mengasingkan diri ke gunung merapi jawa tengah. Di tempat itulah Sanna dan Sannaha memperoleh putra bernama Rakai Jambri alias Sanjaya. Setelah dewasa ia berhasil merebut kekuasaan Rahyang Purbasora atas bantuan raja Sunda Tarusbawa dan kemudian Sanjaya menjadi raja Galuh. yang untuk selanjutnya ia menetap di Medang matam sebagai pendiri kerajaan mataram kuno,

Bisa di simpulkan ayah dari sanjaya pendiri mataram kuno sudah jelas tertulis dalam prasasti canggal bertarih tahun 732 M. yang bernama raja sanna dan belum di temukan prasasti yang menceritakan atau menuliskan raja sanna anak dari prabu Rahyang Mandiminyak raja galuh ke dua, Hanya bersumber dari naskah cerita parayangan lah yang menuliskan bahwasanya Sanna anak sang prabu Rahyang Mandiminyak atau Prabu Suraghana.  




MENGINDETIFIKASI AYAH DARI KEN AROK PENDIRI TUMAPEL

 ~Ken Arok di kenal sebagai penguasa tumapel yang menurut kitab Negarakertagama bergelar Sri Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi. Dalam serat Pararaton menulis Ken Arok atau Ken angrok sedangkan dalam negarakertagama tertulis sri ranggah rajasa atau Sri Rajasa bhatara sang amurwabhumi.

Ken Arok atau Ken angkro dalam serat Pararaton di kenal sebagai keturunan raja jenggala dugaan ini di kuatkan dengan berita yang bersumber dalam serat pararaton yang menyebut bahwasannya ken arok putra atau titisan dewa brahma dan kemudian di ambil anak oleh dewa siwa dan pada akhirnya pada dirinya menitislah darah dewa wisnu dalam hal ini pararaton menulis bahwasannya dalam diri ken arok menitis tiga dewa-dewa utama dewa brahma, dewa siwa dan dewa wisnu akan tetapi ken arok lebih di kenal sebagai putra girinata yang memiliki kesamaan makna bahwa ken arok keturunan raja jawa penganut siwa. tiada yang lain beliulah sang raja jenggala sang maha raja girindra menurut tafsir siswi sang dalam karya bukunya yang berjudul girindra.
Dengan sepontan orang yang baru membaca sejarah Ken Arok yang bersumber dari serat Pararaton langsung menyimpulkan bahwasannya Ken Arok itu keturunannya trimurti, atau yang di sebut dewa Brahma dewa Siwa dewa Wisnu.

Secara logika dalam fikiran manusia setelah nabi adam alaihi salam di ciptakan BELUM ada lagi manusia di dunia lahir tanpa ayah dan ibu sosok ken arok pendiri tumapel pastinya mempunyai ayah dan ibu tetapi dalam ilmu sejarah belum lagi di temukan prasasti yang mengidentifikasi sosok dari ayah dan ibunya ken arok dugaan kuat yang bersumber dari serat pararaton di kenal sebagai raja jenggala atau prabu girindra yang mempunyai kesamaan makna bahwasanya ken arok keturunan raja jawa penganut SIWA tiada yang lain raja jawa penganut siwa ialah sang maha raja girindra batara parameswara



Ssumber Hepotesa sejarah ini bedasasrkan  
Serat pararaton
Kitab Negarakertagama
Carita parayangan
Prasasti canggal
Prasasti mantyasih Dan
Tafsiran baru buku sejarah GIRINDRA para raja tumapel majapahit karya pak siwi sang
SILAHKAN DI KOREKSI DAN JIKA ADA DATA DATA SEJARAH BARU TERKAIT TULISAN DI ATAS SILAHKAN DI TAMBAHKAN

Penulis : Wong Kang Ino

Tidak ada komentar:

Posting Komentar