Siapakah ayah dan ibu dari ken arok dan
sanna ini....?
apakah kedua ayah dan ibu dari kedua tokoh
ini fiksi yang sama sekali tidak termuat dalam prasasti manapun,,,?
~Dalam sejarah ken arok ialah awal dari
berdirinya kerajaan tumapel di jawa timur, dan sanna di sebut sebut sebagai
ayah sanjaya awal berdirinya kerajaan medang mataram kuno, Ayah dan ibu dari
kedua tokoh sejarah jawa ini minim sekali sumber sejarahnya bedasarkan temuan
prasasti, yang ada hanya bersumber dari
sebuah catatan ilmiyah yang di tulis sekisaran abad ke 16 san yang kemukinan
tidak di tulis sezamannya. sejarah ken arok yang kita kenal berawal dari serat
pararaton dalam pararaton ia di kisahkan sebagai anak pungutnya gajah para dan
Sanna dalam carita parayangan ia di kisahkan sebagai anaknya sang prabhu
suraghana Rahyang mandiminyak.
Awal
kemunculan raja sanna ini sendiri muncul dalam prasasti canggal Yang berangka
tahun 654 caka atau 732 M, pada bait 8 sampai ke 11 dalam prasasti canggal
menuliskan bahwasannya Pulau Jawa yang
dahulu diperintah oleh raja Sanna, yang sangat bijaksana, adil dalam
tindakannya, perwira dalam peperangan, bermurah hati kepada rakyatnya. Ketika
wafat Negara berkabung, sedih kehilangan pelindung. Pengganti raja Sanna yaitu
putranya yang bernama Sanjaya yang di ibaratkan dengan matahari. Kekuasaan
tidak langsung diserahkan kepadanya oleh raja Sanna tetapi melalui kakak
perempuannya Sannaha.
Sannaha berdasarkan carita parayangan menyebutkan,
Dewi Sannaha adalah putri prabu Suraghana atau Rahyang Mandiminyak
dengan Dewi Parwati (putri Ratu Shima kalingga), yang kemudian menikah
dengan Sanna Prabu Bratasenawa. Sannaha dan Sanna adalah
saudara seayah tetapi beda ibu, JIKA di tinjau dari naskah Carita
Parahyangan Sannaha putri Rahyang Mandiminyak dari Dewi Parwati,
sedangkan Sanna putra Rahyang Mandiminyak dari Pwahaci Rababu hasil
hubungan gelap. ketika mereka berdua
Rahyang Mandi Minyak dan Pwahaci Rababu ini menikah kemudian melahirkan Sanjaya
yang menurut prasasti mantyasih yang di keluarkan oleh Rakai watukura dyah
balitung pada tahun 907 M. sanjaya bergelar Rakai mataram sang ratu sanjaya.
Dalam prasasti mantyasih ini terpampang jelas daftar raja raja jawa kuno mulai
dari sanjaya sampai ke Dyah balitung.
Hanya bersumber dari naskah carita
parayangan sanjaya adalah putra Sanna dengan Sannaha dan cucunya
Prabu Suraghana Rahyang Mandiminyak raja kerajan Galuh kedua.
Disebut pula bahwa Rahyang Mandiminyak adalah putra Wretikandayun
raja galuh pertama.
Prabu Suraghana Rahyang Mandi Minyak memiliki
dua saudara, yang pertama bernama Rahyang Sempakwaja, yang kedua bernama
Rahyang Kidul. Rahyang Mandiminyak berhubungan gelap dengan Pwahaci Rababu
(istri Rahyang Sempakwaja), dari perkawinannya Rahyang Mandiminyak memperoleh
putra bernama Sanna. Sanna yang beristrikan sannaha inilah yang melahirkan
SANJAYA pendiri mataram kuno
Sanna menggantikan ayahnya (Rahyang
Mandiminyak) menjadi raja Galuh ketiga bergelar Prabu Bratasenawa
selama 7 tahun. Pada masa pemerintahan Sanna timbul perebutan
kekuasaan oleh Rahyang Purbasora (putra Rahyang Sempakwaja yang nomer dua),
pada hakikatnya kedua orang tersebut berdarah satu ibu (Pwahaci Rababu) tetapi
beda ayah. Dari perebutan kekuasannya Sanna dan Sannaha kemudian mengasingkan
diri ke gunung merapi jawa tengah. Di tempat itulah Sanna dan Sannaha
memperoleh putra bernama Rakai Jambri alias Sanjaya. Setelah dewasa ia berhasil
merebut kekuasaan Rahyang Purbasora atas bantuan raja Sunda Tarusbawa dan
kemudian Sanjaya menjadi raja Galuh. yang untuk selanjutnya ia menetap di
Medang matam sebagai pendiri kerajaan mataram kuno,
Bisa di simpulkan ayah dari sanjaya pendiri
mataram kuno sudah jelas tertulis dalam prasasti canggal bertarih tahun 732 M. yang
bernama raja sanna dan belum di temukan prasasti yang menceritakan atau
menuliskan raja sanna anak dari prabu Rahyang Mandiminyak raja galuh ke dua,
Hanya bersumber dari naskah cerita parayangan lah yang menuliskan bahwasanya
Sanna anak sang prabu Rahyang Mandiminyak atau Prabu Suraghana.
MENGINDETIFIKASI AYAH DARI KEN AROK PENDIRI
TUMAPEL
~Ken
Arok di kenal sebagai penguasa tumapel yang menurut kitab Negarakertagama
bergelar Sri Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi. Dalam serat Pararaton menulis Ken
Arok atau Ken angrok sedangkan dalam negarakertagama tertulis sri ranggah
rajasa atau Sri Rajasa bhatara sang amurwabhumi.
Ken Arok atau Ken angkro dalam serat
Pararaton di kenal sebagai keturunan raja jenggala dugaan ini di kuatkan dengan
berita yang bersumber dalam serat pararaton yang menyebut bahwasannya ken arok
putra atau titisan dewa brahma dan kemudian di ambil anak oleh dewa siwa dan
pada akhirnya pada dirinya menitislah darah dewa wisnu dalam hal ini pararaton
menulis bahwasannya dalam diri ken arok menitis tiga dewa-dewa utama dewa
brahma, dewa siwa dan dewa wisnu akan tetapi ken arok lebih di kenal sebagai
putra girinata yang memiliki kesamaan makna bahwa ken arok keturunan raja jawa
penganut siwa. tiada yang lain beliulah sang raja jenggala sang maha raja
girindra menurut tafsir siswi sang dalam karya bukunya yang berjudul girindra.
Dengan sepontan orang yang baru membaca
sejarah Ken Arok yang bersumber dari serat Pararaton langsung menyimpulkan
bahwasannya Ken Arok itu keturunannya trimurti, atau yang di sebut dewa Brahma
dewa Siwa dewa Wisnu.
Secara logika dalam fikiran manusia setelah nabi adam alaihi salam di ciptakan BELUM ada lagi manusia di dunia lahir tanpa ayah dan ibu sosok ken arok pendiri tumapel pastinya mempunyai ayah dan ibu tetapi dalam ilmu sejarah belum lagi di temukan prasasti yang mengidentifikasi sosok dari ayah dan ibunya ken arok dugaan kuat yang bersumber dari serat pararaton di kenal sebagai raja jenggala atau prabu girindra yang mempunyai kesamaan makna bahwasanya ken arok keturunan raja jawa penganut SIWA tiada yang lain raja jawa penganut siwa ialah sang maha raja girindra batara parameswara
Ssumber Hepotesa sejarah ini bedasasrkan
Serat pararaton
Kitab Negarakertagama
Carita parayangan
Prasasti canggal
Prasasti mantyasih Dan
Tafsiran baru buku sejarah GIRINDRA para
raja tumapel majapahit karya pak siwi sang
SILAHKAN DI KOREKSI DAN JIKA ADA DATA DATA
SEJARAH BARU TERKAIT TULISAN DI ATAS SILAHKAN DI TAMBAHKAN
Penulis : Wong Kang Ino
Tidak ada komentar:
Posting Komentar