MAJAPAHIT
Kerajaan yang cukup
besar pengaruhnya di kepulauan jawa sebelum majapahid di jawa sudah ada
kerajaan-kerajan yang lebih tua di pulau jawa salah satunya kerajaan mataram
kuno yang beraja empu sendok, raja pertama dari sebuah Kerajaan Medang dalam periode
Jawa Timur, yang telah memerintah antara 929 dan 947, disebut sebagai Sri
Maharaja Rakai Hino.atau Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana
Wikramadharmottunggadewa. Berawal dari empu sendok inilah dinasti isana
bermula, pusat Kerajaan baru didirikan di Jawa Timur antara dua kerajaan di
Jawa Tengah. Kita mengetahui hal ini terbukti di temukannya sebuah prasati dari
prasasti tahun 726 Saka (840 M) pada masa pemerintahan empu sendok pada tahun
928 sampai 946, kepuluan jawa dibagi menjadi dua wilayah yang berpengaruh,
barat di bawah pengaruh Sriwijaya dan timur di bawah pengaruh oleh Mataram kuno
beraja empu sendok
Kerajaan majapahid di dirikan
raden wijaya atau bergelar Prabu Kertarajasa Jayawardana, atau lengkapnya
Nararya Sanggramawijaya Sri Maharaja Kertarajasa Jayawardhana. jika mau dirunut
lagi, Wijaya juga keturunan pendiri Kerajaan Singhasari. Dia adalah anak dari
Dyah Lembu Tal, cucu Mahisa Camapaka atau Narasinghamurti. Kakeknya ini, adalah
anak dari Mahisa Wonga Teleng, putra dari Ken Angrok dan Ken Dedes. Ken Angrok
atau Sri Ranggah Rajasa adalah pendiri Dinasti Rajasa yang kemudian menurunkan
raja-raja Singhasari dan Majapahit.
Ke maha besaran kerajaan majapahid
tertulis dalam kitab puja sastra Negara jertagama karya empu prapanca, tome
pires pengenala purtugis dan hikayat banjar, dari hikayat banjar di gambarkan
dalam masyarakat pribumi senang dengan adanya pembentukan negara dipa, karena
akhirnya mereka memiliki keteraturan tata pemerintahan. Asimilasi masyarakat
pendatang dengan masyarakat asli di Kerajaan Negara Dipa inilah yang menjadi
cikal bakal Proto Suku Banjar. Seperti dilukiskan dalam Hikayat
banjar, Kerajaan Dipa menyatakan diri sebagai kerajaan pribumi Kalimantan
ketika berhadapan dengan pihak luar/asing dengan penguasa Kerajaan Majapahit di
Pulau Jawa. Sehingga tidak mengherankan jika Lambung Mangkurat telah dianggap
sebagai tokoh pribumi/Dayak.
Penguasa kerajaan negara Dipa,
Lambung Mangkurat (sekitar tahun 1319) mengunjungi Gajah Mada yang
saat itu menjadi patih Kahuripan (Janggala/Hujung
Galuh/"Jung-ya-lu") salah satu dari dua negeri utama di Majapahit.
Pada saat itu Hayam Wuruk menjabat yuwaraja juga
berkedudukan sebagai raja Kahuripan bergelar Jiwanarajyapratistha. Misi
kunjungan ini untuk menjemput Raden Putra (Pangeran Suryanata dari majapahid)
untuk dirajakan di negara dipa Kalimantan. Sedangkan menurut Babad Lombok,
Dilembu Mangku Rat merupakan utusan Sunan Ratu Giri, penguasa Giri Kedaton
untuk mengislamkan wilayah Kalimantan. di sinilah majaphid majapahid memperluas kekeuasaannya dengan cara perkawinan silang
Dalam catatan tome pires
pengelana portugis yang datang ke jawa pada tahun 1512 – 1515 tome pires
mengambarkan wilayah kekuasaan Negeri Jawa luas hingga mencapai Maluku (Maluco)
yang ada di sebelah Timur dan sebagian besar wilayah barat. Negeri Jawa bahkan
nyaris menguasai pulau Sumatra dan pulau -- pulau lain yang dikenal oleh orang-orang
Jawa. Hal ini berlangsung untuk waktu yang lama, kurang lebih seratus tahun,
hingga akhirnya kekuatan Negeri Jawa mulai berkurang setelah berdirinya
kerajaan pajang berganti dengan mataram islam samapai sekarang.
Beberapa ada teroi bahwa
majapahid tidak pernah menguasai daerah daerah lain di nusantara atau luar
Jawa. Majapahit, menurut teori ini hanya meliputi wilayah Jawa Timur dan
sebagian Jawa Tengah. Majapahit tidak pernah berkuasa di luar wilayah itu.
Daerah daerah atau negeri-negeri di luar Majapahit atau di luar wilayah Jawa
Timur dan Jawa Tengah punya kedudukan sederajat dengan pihak kerajaan Majapahit.
mereka tidak tunduk pada kekuasaan Majapahit. Mereka adalah MITREKA SATATA
Majapahit. Mitreka Satata artinya negeri sahabat yang memiliki kedudukan
sejajar tidak menguasai dan tidak dikuasai
Berdasarkan Kakawin
Negarakertagama, yang merupakan negeri-negeri Mitreka Satata Majapahit adalah
negeri-negeri asing yang berada di luar Indonesia sekarang. Jaman Majapahit,
negeri-negeri yang termasuk sebagai Mitreka Satata Majapahit adalah negeri-negeri
yang berada di luar zona wilayah Nusantara kekuasaan Majapahit. negeri-negeri
Mitreka Satata Majapahit, menurut Kakawin Negarakertagama antaranya
negeri-negeri asing seperti Siam, Campa, Kamboja, Yawana. Negeri Tiongkok tidak
ditulis sebagai salah satu negeri Mitreka Satata Majapahit. Ini menunjukkan
pada tahun 1365M, tahun selesainya penulisan kakawin negarakertagama oleh
Prapanca, Negeri Tiongkok yang waktu itu masih dalam kekuasaan Dinasti Yuan,
tidak dianggap sebagai negeri sahabat.
Pada faktanya memang sekitar
tahun itu, pernah terjadi perselisihan di sekitar perairan Malaka antara armada
perang Majapahit dengan pihak negeri Tiongkok. Itu terjadi paska wafatnya
Adityawarman maharaja Pagaruyung Malayu. Dalam perkembangannya, sekitar jaman Laksamana
Cheng Ho, kemungkinan besar negeri Tiongkok Dinasti Ming masuk sebagai salah
satu Mitreka Satata Majapahit. Jaman pemerintahan Maharani Sri Suhita, bahkan
ada mahaduta Tiongkok yang ditempatkan di kotaraja Majapahit
Demikianlah ulasan mengenai pengaruh
atau kekuasaan majapahid yang kami rangku dalam berbagai macam sumber sumber
sejarah Berdasarkan berita Kakawin Negarakertagama terdapat 8 negeri yang
termasuk Mitreka Satata Majapahit yaitu: Siam/Syangka, Darmanegara,
Martaban/Birma/Myanmar, Rajapura, Singanagari, Campa, Kamboja, dan
Jawana/Annam.negeri-negeri yang termasuk Mitreka Satata atau sahabat Majapahit
jelas tidak punya kewajiban sowan dan kirim upeti rutin tiap tahun ke
Majapahit. kalau soal bertukar hadiah antara Majapahit dengan negeri-negeri
sahabat sudah barang tentu kerap dilakukan sebagai tanda persahabatan. yang
pasti, hadiah berbeda dengan upeti. Hadiah sifatnya tidak wajib, sedang upeti
sifatnya wajib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar