~Catatan Tom Pires menceritakan bahawa kapal Jong Melayu
dari Melaka dan Sumatra apabila berlabuh di Canton China pasti diarahkan
berlabuh jauh dari pantai kerana dikhuatiri besarnya Jong Melayu akan
menewaskan 20 kapal Cina.
Early Modern Southeast Asia telah menggunakan istilah leviathan untuk
menggambarkan Jong Melayu yang membawa makna "Raksasa Laut" atau
"Kapal Gergasi".
(The Suma Oriental of Tom Pires 1967)
Pada catatan The Suma Oriental of Tom Pires, Jilid 1 (London: The Hukluyt
Society, 1944; 226-227). Catatan lain Tomé Pires, yang diterjemahkan oleh
Armando Cortesão dan Francisco Rodrigues dalam The Suma Oriental of Tome Pires:
an account of the East, from the Red Sea to China (2005: 233) makin menjelaskan
kehebatan orang Makassar di lautan.
Penyebutan lain Pires terhadap orang Makassar yakni Celates maccassar, dengan
tuduhan sebagai perampok, pembegal, atau penyamun. “As these Celates and
robbers (who sometimes fished for their food, with their huts and wives and
children on the land) live near the hill which now called Malacca….”
Orang Makassar sebagai bajak laut, malah diberitakan di Colonial Times (Hobart,
Tas. : 1828 - 1857) berjudul Attacks on the Pirates in The Indian Archipelago.
Meski tak menuduh secara langsung pada orang Makassar, namun lokasi pemberitaan
berupa Macassar sudah cukup menjadi penanda tentang siapakah yang disebut
sebagai para bajak laut tersebut.
Awal pemberitaan sudah memastikan keberadaan para bajak laut.
The latest date from this partof the Archipelago is Oct. 20, via Batavia.Piracy
has become so common in and around Macassar, that the Dutch have been
compelledto send an expedition to punish the offenders.The operations against
the pirates have been very successful.
Berita tersebut tentang kapal Vesuvius, jenis fregat yang bertugas memberantas
bajak laut. Para bajak laut itu biasa mencegat kapal Inggris dan Belanda. Dua
kapal lainnya dalam gugus tugas memberantas bajak laut yakni HM Schooner-brig
Dolphin dan HM Schooner Kameleon yang bertolak meningalkan Makassar, pantai
selatan Sulawesi ke pantai utara Sumbawa dan Flores, pada 12 September 1848.
Ketiga kapal tersebut diberitakan sukses memberantas bajak laut.Tokoh utama
dalam Sandeq Race Horst Liebner, yang juga seorang akademisi dan peneliti,
punya catatan tersendiri tentang sosok bajak laut dan kapal yang mereka
gunakan.Menurut Liebner dalam Perahu-Perahu Tradisional Nusantara (2002: 38),
paling lambat sejak abad ke-18, padewakang merupakan tipe utama dari sekian
banyak jenis perahu dagang jarak jauh Sulawesi-Selatan. Pedagang Mandar, Bugis,
dan Makassar berlayar di seluruh Samudera Indonesia di antara Irian Jaya hingga
Semenanjung Malaya.
Berdasarkan kutipan dari Macknight (1976), Nooteboom (1951/1952), Cense (1952),
dan Paris (1842), menurut Horst, terdapat julukan seram untuk padewakang dengan
cap stereotipe sebagai ‘perahu bajak laut asal Sulawesi di Persia’. Di abad
ke-19, padewakang menjadi alat transportasi handal untuk mencari teripang di
Australia.
Catatan Pires, berita dari Colonial Times, hingga hasil olahan Liebner,
memastikan lebih tangguh orang Makassar bila dibanding dengan karakter bajak
laut ala Pirates of Caribbean. Jack Sparrow, Hector Barbossa, dan Davy Jones,
terlihat seperti anak kecil yang masih bermain perahu-perahu kertas, bila
disepadamkan dengan bajak laut Makassar. Mereka telah berhasil membentuk suatu
peradaban dan spirit korsa keberanian di seluruh dunia dari kejayaan maritim,
tidak sebagai penimbun laut.
Zainuddin Tika dan kawan-kawan dalam Makassar Tempo Doeloe (2011: 49-74)
berhasil mengumpulkan tokoh Makassar yang membentuk peradaban, di berbagai
negara. Merekalah pembentuk peradaban di Benua Australia, Afrika Selatan,
Mozambique, hingga Mandagaskar. Daeng Mangalle di Thailand, sosok pemberani
yang kini masih dikenang, sehingga terdapat Kampung Makassar.Anaknya Louis
Piere Pierre Daeng Rurung atau Daeng Rowrow de Macassar menjadi Panglima Perang
Kerajaan Perancis di era Louis XIV atau Louis yang Agung (1638-1715). Hal yang
sama untuk adik Daeng Rurung yakni Daeng Tulolo (Louis Dauphin de Macassar).
Karaeng Yusuf Gowa, Panglima Perang Kerajaan Inggris, melawan Tamil Nadu India
Selatan. Karaeng Sangunglo, pahlawan di Ceylon (Srilangka). Leluhur Tun Abdul
Razak yakni Karaeng Aji (Sultan Nasaruddin) menjadi tokoh sejarah di Malaysia.
Tun Abdul Razak menjadi PM Malaysia. Namanya diabadikan menjadi sebuah jalan di
perbatasan Makassar-Gowa.
Daeng Jowa atau di Timor Leste dikenal sebagai De Joang, menjadi penanda
keberadaan orang Makassar
jung milik Pati Unus adalah yang terbesar yang dilihat oleh
orang-orang dari daerah ini. Ia membawa seribu orang tentara di kapal, dan Yang
Mulia dapat mempercayaiku ... bahwa itu adalah hal yang sangat luar biasa untuk
dilihat, karena Anunciada di dekatnya tidak terlihat seperti sebuah kapal sama
sekali. Kami menyerangnya dengan bombard , tetapi bahkan tembakan yang terbesar tidak
menembusnya di bawah garis air, dan (tembakan) esfera (meriam besar Portugis)
yang saya miliki di kapal saya berhasil masuk tetapi tidak tembus; kapal itu
memiliki tiga lapisan logam, yang semuanya lebih dari satu koin tebalnya. Dan
kapal itu benar-benar sangat mengerikan bahkan tidak ada orang yang pernah
melihat sejenisnya. Butuh waktu tiga tahun untuk membangunnya, Yang Mulia
mungkin pernah mendengar cerita di Malaka tentang Pati Unus, yang membuat
armada ini untuk menjadi raja Malaka.
Nota: - Kapal Jong Melayu 8 kali lebih besar daripada kapal Portugis di
Melaka
Sumber suma oriontal catatan tome pires
Tidak ada komentar:
Posting Komentar