Rabu, 29 April 2020

SULUK WUJIL BAGIAN II

 SULUK WUJIL BAGIAN II



 ~Sehmalaya menjamu wujil di pondoknya setelah selesai jamuan makan kemudian di hidangkan aneka macam makanan seperti  juawadan ketan srikaya , arang kambang , serabi, sagon, jalabia, jeruk dan kepundhung. Setelah makanan itu di hidangkan kemudia mereka sama sama mengunyah sirih bersama sama, wujil di jamu makan siang oleh sehmalaya setelah mereka makan bersama sama kemudian piring piring kotor di bawa kebelakang  


Pada pagi hari wujil berangkat ke sawah untuk mencari nafkah agar tercukupi semua kebutuhan hidupnya wujil tidak pernah melalaikan perintah agama islam demikian pula kehendaknya untuk mencari bekal hidup di akhirat wujil bertani denggan lahan sawah sekikis di garab dengan tekun agar cepat mendapakan hasil, Hal itu sama dengan orang orang yang menjalankan ibadah agama dalam menjalani kehidupan senantiasa berdoa agar sawah menjadi subur di bajak kerbau dan di kiaskan denggan rukun islam, kayu untuk pegangan mengemudi dalam membajak sawah di ibaratkan sebagai doa dan burung yaanag hingap di tubuh kerbau di kiaskan dengan sikap tawakal, pandai pandai mengolah hati supaya sabar, selalu bersyukur, selalu waspada terhadap apa yang di keluarkan oleh mulut, Manusia hendaknya selalu di jaga dari perbuatan dosa dan selalu berserah diri kepada tuhan yang penuh dengan ilmu pengetahuan.





Ketika ilmu pengetahuan tentang agama sudah mulai tumbuh seperti halnya tumbuhnya tamanaman manusia sudah mulai menata menjaga berdoa dan menyebut nama allah dan menjawa kata hyang sukma, semakin mendalamnya ilmu pengetahuan agama islam sama halnya tanaman padi yang sudah mulai di panen hendaknya selalu menyebut hyang sukma, pada saat padi sudah hamper di panen seperti halnya orang yang melakukan shalat rakaat sudah mulai di tinggalkan dan memasuki salam.


  ~Orang harus mau prihatin berdiam di tempat yang sepi sunyi dan melakukan semedi dalam semadi orang tersebut akan mendapatkan wangsit karna orang tersebut memiliki suatu kelebihan, Orang yang sejak muda tidak pernah prihatin maka dalam usia 60 tahun maka ia tidak akan pernah waspada, pada masa tuanya ia akan menyusu kerbau yang menyusu anaknya, seperti srati yang tidak tahu gajahnya, dan seperti dalang yang di gerakan oleh wayang kulitnya, menjadi orang harus hati-hati waspada janggan sampai salah mencari guru atau berguru karna tuhan bukan bersifat dua, waspadalah dengan adanya sukma sejati yang menjadi pusat kerindhuan manusia seperti orang yang sedang berkaca, lihatlah orang yang sedang bercermin apa yang Nampak dalam cermin tersebut,,,? Bukankah yang Nampak di cermin tersebut seperti yang Nampak pada keadaan aslinya..? walaupun itu hanya sebauh bayangan dan janggan kecewa jika sewaktu ketika bayangan itu tidak baik, jika orang yang menjalankan laku dan hanya ingin memulyakan maka hati –hatilah bila ia terus terputus cinta kasihnya mengungkapkan perjalanan manusia yang di sebut dengan ‘’aluliman , alulserengat, alul tarekat’’ dan hendaknya manusia selalu waspada mengingat nasihat tentang kesejatian jangan terpesona akan kesenangan belaka dan jangan suka berkumpul dengan orang yang berhati buruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar