Jumat, 17 April 2020

MAHAPATIH HALAYUDA BUKAN TOKOH FIKTIF KARANGAN SELAMET MULJANA.

Ilustrasi gambar lukisan karya pak Jo Natha mengambarkan sosok kesatria jawa

~Halayuda tokoh yang berpengaruh besar dalam sejarah Majapahit, tokoh inilah yang tertulis  dalam serat Pararaton dan prasasti tahanaru Sidareja, Halayuda dalam sejarah Majapahit dalam Prasasti Sidateka (1323 M) terdapat nama patih Majapahit yang belum pernah dikenal sebelumnya. 

Dalam prasasti itu tertulis
 "Rake tuhan mapatih ring majapahit Dyah Halayudha" artinya Dyah Halayudha adalah patih Majapahit bergelar rakai. Angka tahun prasasti menunjukkan sang patih berada dalam pemerintahan Jayanagara yang wafat pada 1328 M. Artinya, prasasti itu dibuat lima tahun sebelum raja wafat. Dia menjabat setelah Nambi binasa dalam pemberontakan.

  Keberadaan halayuda sebagai Mahapatih mengantikan mpu nambi sejak awal menimbulkan banyak pertanyaan dalam lingkungan keraton Majapahit terutama yang tidak sepakat adalah Arya bangah paman Jayanegara, dan Arya bangah banyak menemukan bukti bahwa maha Patih halayuda banyak mendalangi kejahatan dalam kerajaan Majapahit, mulai peristiwa ranggalawe, mpu Sora, sampai peristiwa di Lumajang yang melibatkan maha Patih nambi, dan setelah Patih nambi gugur Jayanegara mengangkat halayudha sebagai maha patih


  Terbunuhnya jayanegara menurut Pararaton, jayanegara di bunuh oleh kestria bernama tanca, ( Ra tanca) tanca di sinyalir adalah seorang tabib karna pada masa itu raja Jayanegara sedang keadaan sakit bengkak pada kakinya, tanca menusuk raja dengan Taji karna tanca tidak terima kalau istrinya di perlakukan tidak senonoh oleh jayanegara. Dan rakyan Ra tanca tidak lain adalah sosok darma putra orang yang di lindungi oleh Patih halayuda.

   Mahapati Dyah Halayudha adalah Patih Amangkubhumi kedua, yang menjabat pada era pemerintahan Prabhu Jayanegara atau Sri Maharaja Wiralandagopala Sri Sundarapandya Dewa Adhiswara. Tepatnya berkisar antara tahun 1316 M sampai dengan 1328 M. Jabatan Patih Amangkubhumi diperolehnya setelah penyerangan ke Lumajang yang berhasil menghancurkan benteng pertahanan Mpu Tambi di Pajarakan dan Lumajang, Nama "Mahapati" banyak disebut dalam kitab Pararaton dan tidak pernah disebut dalam prasasti-prasasti manapun terkecuali dalam prasasti Sidateka berangka tahun 1323 M yang tertulis "Rake tuhan mapatih ring majapahit Dyah Halayudha" yang dikeluarkan oleh Prabhu Jayanegara,  Dengan demikian Mahapati yang tertulis dalam kitab Pararaton dapat kita identifikasi sebagai Dyah Halayudha sesuai yang tertulis dalam prasasti Sidateka


Ilustrasi gambar lukisan karya pak Jo Natha 
Mengambarkan sosok kesatria jawa

Penulis : Maulana Ishak
Sumber : prasasti sudaketa tahanaru dan serat Pararaton 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar