Jumat, 24 April 2020

KUMPULAN PRASASTI DI MASA MATARAM KUNO







1. Prasasti Tuk Mas
  2. Prasasti Sojomerto (akhir abad 7) 
    3. Prasasti Canggal (732 M)
      4. Prasasti Plumpungan ( 750 M)
        5. Prasasti Ligor B (775 M)
          6. Prasasti Kalasan  (778 M)
            7. Prasasti Kelurak  (782 M)
              8. Prasasti Karang Tengah  (824 M)
                9. Prasasti Gandasuli (832 M)
10.Prasasti Sri Kahulunan (842 M)
   11.Prasasti Tulang Air (850 M)
     12.Prasasti Wantil, Ratu Boko (856 M)
        13.Prasasti Argopuro (863 M) 
           14.Prasasti Wuatan Tija (880 M)
             15, Prasasti Rongkab (901 M)
               16, Prasasti Wihara I Wunandaik (901 M)
                  17.Prasasti Mentyasih/ Kedu/ Balitung (907 M)
                     18.Prasasti Wanua Tengah (908 M)







 Prasasti Tuk Mas (Dakawu, Lereng gunung Merbabu)
Ditulis dengan huruf Pallawa. Dilihat dari bentuk tulisan diperkirakan pada abad VII dan lebih tua dari canggal Isinya tentang pujian kepada suatu mata air yang keluar dari gunung, menjadi sebuah sungai yang mengalirkan airnya yang dingin dan bersih melalui pasir dan batubatu bagaikan sungai gangga DI india



 Prasasti Sojomerto (Tegal, Pekalongan)
 Huruf Pallawa, bahasa Melayu Kuno Dari bentuk huruf diperkirakan pada akhir abad VII Menyebutkan tentang Dapunta Salendra yang menyembah Bhatara Siwa,memuat pula silsilah Dapunta Salendra yang memiliki orang tua Sentanu dan Bhadrawati, Dia menikah dengan Sampula. Prasasti ini bersifat Siwa-Hindu



   Prasasti Canggal (654 S/ 732 M) 
Bait 1 : pembangunan lingga oleh Raja Sanjaya di atas gunung 
Bait 2-6 : Pujaan terhadap Dewa Siwa, dewa Brahma, dan Dewa Wisnu 
Bait 7 : Pulau Jawa yang sangat makmur, kaya akan tambang emas dan banyak menghasilkan padi. Di pulau itu didirikan candi Siwa demi kebahagiaan penduduk dengan bantuan dari penduduk Kunjarakunjadesa 
Bait 8-9 : Pulau Jawa yang dahulu diperintah oleh raja Sanna, yang sangat bijaksana, adil dalam tindakannya, perwira dalam peperangan, bermurah hati kepada rakyatnya. Ketika wafat Negara berkabung, sedih kehilangan pelindung 
Bait 10-11 : pengganti raja Sanna yaitu putranya bernama Sanjaya yang diibaratkan dengan matahari. Kekuasaan tidak langsung diserahkan kepadanya oleh raja Sanna tetapi melalui kakak perempuannya (Sannaha)
Bait 12 : kesejahteraan, keamanan, dan ketentraman Negara. Rakyat dapat tidur di tengah jalan, tidak usah takut akan pencuri dan penyamun atau akan terjadinya kejahatan lainnya. Rakyat hidup serba senang.








   Prasasti Kalasan (700 S/ 778 M)
Bersifat Budha, berhuruf Pallawa, berbahasa Sansekerta. Bait 2-3 : Para guru raja Syailendra mohon kepada Maharaja Tejah Purnapanna Panangkaran, agar beliau membangun candi Tara, lengkap dengan arcanya, candinya dan perumahan untuk para pendeta yang ahli dalam pengetahuan Mahajana Winaya 
Bait 4-6 : Para pangkur, tawan dan tirip menerima perintah untuk membangun candi Tara dan perumahan para pendeta. Candi itu didirikan di daerah makmur sang raja yang menjadi hiasan wangsa Syailendra dan demi kepentingan para guru dan raja Syailendra. Pada tahun saka 700 pembangunan candi Tara tempat para guru melakukan persajian, selesai
 Bait 7-10 : Desa Kalasan dianugerahkan: para pangkur, tawan dan tirip, adhyaksa dan para pembesar menjadi saksi. Tanah anugerah sang raja harus dijaga baik-baik oleh para raja keturunan wangsa Syailendra, oleh para pangkur, para tawan, para tirip dan para pembesar yang bijak turun temurun. Raja mengulangi pesannya ke turun temurun. Raja mengulangi pesannya kepada para raja yang memerintah kemudian supaya candi itu dibina demi kebahagiaan semua orang 
Bait 11-12 : Diharapkan agar berkat pembangunan biara itu semua orang memperoleh pengetahuan tentang kelahiran, memperoleh tibavopapanna dan mengindahkan ajaran Jina. Yang Mulia Kariyana Panangkaran sekali lagi mengulangi pesannya kepada semua raja yang akan menyusul untuk membina biara itu sesempurna-sempurnanya


   Prasasti Kelurak 782 M
 Pendirian arca Bhodisatwa manjusri ti ratna oleh pendeta Kumaragosha - Yang memerintah adalah Dharanindra Sri sanggramadhananjaya yang menggunakan epiteton VAIRIVADAWIMATHANA

   Prasasti Karang Tengah 824 M
 Raja Samaratungga mempunyai putri tunggal bernama Pramodawardhani, sang putri membangun candi Jinalaya yang sangat indah. Pada tahun Saka 746 sebuah arca Budha ditempatkan dalam candi - Penghadiahan ladang padi sebagai tanah perdikan oleh Rakarayan Patapan Pu Palar


 Prasasti Gandasuli, 832 M
Pembangunan candi Sang Hyang Wintang sebagai candi makam Dang Karayan Partapan Ratna Maheswara Sidhabusu Plar 


Prasasti Sri Kahulunan, 842 M
Peresmian desa Sri Kahulunan menjadi tanah perdikan karena penduduk desa tersebut diwajibkan memelihara bangunan suci Kamulan I Bhumi Sambhara


 Prasasti Tulang Air, 850 M
 Pada tahun 772 S, Rakai Patapan Pu Manuku mendirikan perdikan di tulang air pada waktu yang menjadi raja Rakai Pikatan 

 Prasasti Wantil, Ratu Boko (856 M)
 1. Seorang raja bernama Jatiningrat, pemeluk agama Siwa kawin dengan seorang permaisuri pemeluk agama lain 2. Balaputra menimbun ratusan batu untuk dijadikan benteng pertahanan dan bersembunyi dalam perang melawan Jatiningrat 3. Raja itu mendirikan keraton di Medang di daerah Mamrati, sesudah itu mengundurkan diri sebagai raja, menyerahkan kekuasaan kepada Diah Lokapala


 Prasasti Argopuro, (863 M)
 Desa Wanua Tengah dijadikan desa perdikan oleh Rakai Pikatan Pu Manuku pada waktu yang menjadi raja Rakai Kayuwangi Pu Lokapala

 Prasasti Wuatan Tija, (880 M )
Salah seorang permaisuri bernama Rakarayan Manat dan anaknya Diah Bhumi Jaya diculik oleh saudara lakilakinya yang terkecil yang bernama Rakarayan Landeyan. Rakarayan Manat membunuh diri dengan jalan melemparkan dirinya ke dalam unggun api. Sedangkan Diah Bhumi Jaya menghilang ke arah laut tetapi dibawa kembali ke istana oleh kepala desa Wuatan Tija.


Prasasti rongkab (901 M)
Dalam prasasti rongkab menceritakan tentang desa rongkab yang telah terjadi bencana alam banjir penduduk desa rongkab bersyukuran meminta keselamatan desa bersama dengan pu prawata sesepuh yang paling di tuakan di desa rongkab.



PRASASTI WIHARA I WUNANDAIK prasasti pangonan (901M)
Tertulis dalam prasasti menceritakan keberhasilan mengenai pembagunan irigasi bendungan yang di buat untuk persawahan di daerah desa di lereng gunung rahtawu di lereng gunung muria yang masih dalam wilayah hino atau pada masa kekuasaannya mataram I poh pitu beraja rakai watukura dyah balitung, dalam prasasti rongkab yang di temukan di daerah jepara dengan prasasti wihara I wunandai atau prasasti pangonan ini kemungkinan saja di tulis satu masa mengingat nama pu dhananda yang tertulis dalam prasasti rongkab dan prasasti pangonan


Prasasti Mantyasih

Prasasti ini berasal dari dinasti Sanjaya yang didapatkan di daerah Matesh, Magelang utara, Jawa Tengah. Prasasti ini digunakan sebagai bukti sah raja Balitung sebagai Raja selain itu isi dari prasasti ini adalah penetapan bebas pajak bagi daerah-daerah tertentu. Dan terakhir dijelaskan tentang adanya keberadaan gunung Sumbing dan Sindoro

Prasasti Sojomerto

Prasasti ini merupakan peninggalan dari dinasti Syailendra yang berada di kota Batang, Jawa Tengah. Di prasasti sojomerto sendiri terdapat tulisan yang menggunakan bahasa Melayu kuno dengan aksara bahasa Kawi.
Prasasti ini berdasarkan penelitian dibuat pada akhir abad 7 atau awal dari abad ke 8.
Prasasti Sojomerto dibuat pada saat kerajaan Mataram kuno masih beragama Hindu Siwa. Di dalam prasasti tersebut terdapat nama-nama keluarga dari raja-raja dinasti Syailendra terkhusus raja Dapunta Selendra yang memiliki ayah dan ibu bernama Santanu dan Sampula.





 Prasasti Tulangan
Prasasti di musium laieden Eropah belanda berisi tentang
 Selamat Śaka yang telah berlalu 832 (tahun), hari Jum’at Legi Paringkelan Tunglai Wuku Madangkungan tanggal 5 paroterang bulan Bhadrapāda tahun dewanya Indra yoganya Hārmmaṇa ketika Dyaḥ Wurut menghadap Śrī Mahārāja Raka[i] Galuḥ Dyaḥ Garuda Mukha Śrī Dharmmodaya Mahāsambu dan Rakryân Mahāmantri  di Hino (bernama) Dyaḥ Dakṣottama Bāhubajrā Pra[ti]pakṣa kṣaya, adapun maksud/sebabnya  menghadap yaitu meminta tanah di Tulangan ……. (berupa) hutan dan …. barat namanya di Ūpasūla berbatasan [hlat] yang menjadikan sebab ketakutannya [katakutanā sambantaya



Prasasti Mentyasih/ Kedu/ Balitung, 907 M Memuat silsilah urutan raja-raja :

1.Sang ratu Sanjaya, Rakai Mataram
I
 2.Sri Maharaja Rakai Panangkaran
I
3.Sri Maharaja Rakai Panunggalan
I
 4.Sri Maharaja Rakai Warak
I
5.Sri Maharaja Rakai Garung
I
 6.Sri Maharaja Rakai Pikatan
I
 7.Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
I
 8.Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
I

  Prasasti Wanua Tengah
Dalam ini pun juga tertulis mengenai silsilah raja raja menurut prasasti wanua
Rahyang Ta I Hara
I
Rakai Panangkaran
I
 Rakai Panaraban
I
 Rakai Warak Diah Manara
I
 Diah Gula
I
 Rakai Garung
I
Rakai Pikatan Dyah Saladu
I
Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala
I
  Rakai Gurunwangi Dyah Badra
I
 Rakai Wungkal Humalang Dyah Jebang


Nama Raja raja kerajaan Mataram Kuno
Berikut adalah daftar lengkap nama raja raja Mataram kuno yang pernah berkuasa
Sanjaya, pendiri Kerajaan Mataram kuno.


Rakai Panangkaran.
I
Rakai Panunggalan.
I
Rakai Warak.
I
Rakai Garung.
I
Rakai Pikatan.
I
Rakai Kayuwangi.
I
Rakai Watuhumalang.
I
Rakai Watukura Dyah Balitung.
I
Mpu Daksa.
I
Rakai Layang Dyah Tulodong.
I
Rakai Sumba Dyah Wawa.
I
Mpu Sindok.
I
Sri Lokapala.
I
Makuthawangsawardhana.
I
Dharmawangsa Teguh




~Mpu Sindok merupakan raja pertama Kerajaan  Medang periode Jawa Timur.
Sedangkan yang menjabat sebagai Rakai Mapatih Hino adalah Mpu Sahasra.
Pemerintahan Mpu Sindok cukup banyak meninggalkan bukti sejarahbberupa prasasti-prasasti: Prasasti Turyan tahun 929 berisi permohonan Dang Atu Mpu Sahitya terhadap tanah di baratbsungai desa Turyan supaya dijadikan sebagai tempat bangunan suci.

Prasasti Linggasutan tahun 929 berisi tentang penetapan desa Linggasutan, wilayah Rakryan Hujung Mpu Madhura Lokaranjana, sebagai sima swatantra untuk menambah biaya pemujaan bathara di Walandit setiap tahunnya.
Prasasti Gulung-Gulung masih dari tahun 929
berisi tentang permohonan Rake Hujung Mpu Madhura agar sawah di desa Gulung-Gulung dijadikan sima bagi bangunan suci Mahaprasada di Himad.

Prasasti Cunggrang juga bertahun 929 berisi tentang penetapan desa Cunggrang sebagai sima swatantra untuk menrawat makam Rakryan Bawang Dyah Srawana, yang diduga sebagai ayah dari sang permaisuri Dyah Kebi.

Prasasti Jru-Jru tahun 930
berisi tentang permohonan Rake Hujung Mpu Madhura supaya desa Jru-Jru di daerah linggasutan dijadikan sima swatantra untuk merawat bangunan suci Sang Sala di Himad.

Prasasti Waharu tahun 931
berisi tentang anugerah untuk penduduk desa Waharu yang dipimpin Buyut Manggali, karena setia membantu negara melawan musuh.

Prasasti Sumbut juga bertahun 931
Berisi tentang penetapan desa Sumbut sebagai sima swatantra karena kesetiaan Mapanji Jatu Ireng dan penduduk desa itu menghalau musuh negara.

Prasasti Wulig tanggal 8 Januari 935
 berisi tentang peresmian bendungan di Wuatan Wulas dan Wuatan Tamya yang dibangun para penduduk desa Wulig di bawah pimpinan Sang Pamgat Susuhan. Peresmian ini dilakukan oleh seorang istri Mpu Sindok bernama Rakryan Mangibil.

Prasasti Anjukladang tahun 937
Berisi tentangbpenetapan tanah sawah di desa Anjukladang sebagai sima swatantra dan persembahan kepada bathara di Sang Hyang Prasada, serta pembangunan sebuah jayastambha atau tugu kemenangan. Tugu ini sebagai peringatan atas kemenangan melawan serangan Kerajaan Sriwijaya yang mencapai daerah tersebut Akhir Hayat Mpu Sindok meninggal dunia tahun 947 dan dicandikan di Isanabajra atau Isanabhawana.
Meskipun dirinya seorang penganut Hindu aliran Siwa, namun tetap menaruh toleransi yang besar terdapat agama lain. Misalnya, ia menganugerahkan desa Wanjang sebagai sima swatantra kepada seorang pujangga bernama Sri Sambhara Suryawarana, yang telah berjasa menulis kitab Buddha aliran Tantrayana,berjudul Sang Hyang Kamahayanikan .
Menurut prasasti Pucangan, Mpu Sindok digantikan oleh putrinya yang bernama Sri Isana Tunggawijaya . Raja perempuan ini memerintah bersama suaminya yang bernama Sri Lokapala,

Demikianlah beberapa informasi tentang peninggalan kerajaan Mataram kuno di Indonesia, beserta sejarah kerajaan mataram kuno, isi prasasti kerajaan mataram kuno dan nama raja raja kerajaan mataram kuno semoga bisa membantu,  terima kasih telah membaca,,, salam sejarah





Tidak ada komentar:

Posting Komentar