~Wujil adalah seorang murid sunan bonang yang
bergelar ratu wahdat, Wujil adalah dahulunya seorang abdi dari kerajaan
majapahit ia memohon agar di beri ajaran rahasia, karna setelah sepuluh tahun
berguru kepada ratu wahdat wujil di anggap belum cukup mampu untuk masuk ke
dalam ajaran rahasia, wujil memphon belas kasih kepada sunan wahdat dan
menyerahkan hidup dan matinya hanya untuk gurunya sastra dan ajaran syariat
arab telah selesai di pelajarinya tetapi ajaran yang di harap harapkan belum
jua di berikan,
Sunan wahdat berkata kepada wujil bahwa ia
menginginkan seseorang yang inggin mempelajari ilmu rahasia harus jujur,lahir
batin, jiwa dan raganya,Sunan wahdat mulai mengajarkan, mengijazahkan di
sebutlah hubungan wujil dengan gurunya amat lah baik sehingga tidak pernah
berselisih pahaham. Sang mahayogi member wejangan kepada wujil selama semalam
suntuk wejangan sunan wahdat yang pertama tentang kehidupan, manusia hendalah
hati hati hidup di dunia ini,Di sebutkan oleh sang mahayogi bahwa ‘’engkau
bukanlah kesejatian dan kesejatian tersebut bukanlah engkau’’ dan barang siapa
mengenal diri sendiri semata mata ia mengenal sang Hyang Widhi karna ke ungulan
diri manusia tercapai melalui sembayang atau shalat sembah dan puja-pujinya,
orrang harus tahu kepada siapa ia melakukan sembayang jika tidak mengetahi
siapa yang di tuju ibarat menembak burung peluru di tembakkan tetapi tidak
mengenai burung yang menjadi sasaranya
Manusia hendaknya harus mengerti benar makna
puji, makna keluar masuknya nafa. Sukma terdiri dari empat macam elemen ialah
tanah, air, api, dan angin dan masing masingnya mempunyai sifat dan fungsi
sendiri sendiri sebagai pegangan hidup hendaknya mengenal diri sendiri sambil
tak pernah lupa melakukan sembayang secara khusuk mengadap tuhan yang maha esa
Tubuh manusia itu sama halnya dengan sebuah sangkar di mana di dalam sangkar
itu ada satu burung di tempatkan di dalam sangkar, Di katakana pula sam sunan
wahdat bahwa jangganlah jauh jauh mencari pujangga karna pujangga tersebut ada
dalam diri sendiri, di sebutkan oleh sunan wahdat tentang perlunya mengenal
diri sendiri mengendalikan hawa nafsu segala macam tindakan harus sesuai dengan
kemauan dan keyakinan di dalam hti setiap orang
Tuhan itu ada dan tuhan benar benar suci
orang yang merasa mengenalnya adalah orang yang mampu mengekang hawa
nafsu,mengatur indra penglihatan, tuhan itu ada tetapi tidak mempunyai tempat
tertentu hanya orang orang terpilih saja yang mampu wujud itu, dan siapa saja
yang ingin mengetaui kemutlakkanya tidak di perbolehkan bertindak dan melakukan
sembronoadapun orang bodoh karana pandangan mereka yang terbatas mereka tidak
mengetahui tuhan hadir di mana mana, seseorang harus mengetahui nilai
pembicaraan yang di lakukan ketika ia sedang berkomunikasi dengan tuhan dan
harus mengetahui tentang kesunyian,ketenangan, batin.
karna merupakan tempat yang baik agar dapat
menangkab getar keberadaan tuhan, Penjelasan tentang istilah diam dan bicara
karunia yang sebenarnya harus di iringi dengan maksud dan perhatian yang benar,
maksud yang sebenarnya adalah tanpa kata kata seseorang mungkin bisa melihat
tetapi kebanyakan orang tidak melihat maksud yang sebenarnya sehinga terhapus
dengan sikap sikap yang kacau sikap ini terbawa masuk ketika berada di dalam
masjid dan orang yang demikan akan susah mendapatkan pencerahan jiwa untuk
mengetahui ilmu rahasia barang siapa mampu mengarahkan pujian dengan tepat sama
dengan orang melakukan sembayang 100 tahun pujian yang di lakukan dengan terus
menerus yang di lakukan dengan tepat sama dengan sembayang selama 60 tahun
orang yang melakukan tafakur sama dengan orang yang melakukan sembayang tanpa
terputus dan tanpa terikat dengan waktu dan orang yang sudah melakukan takaruf
ini di sebut orang yang sempurna
Bakti bagi orang yang utama tidak akan dia mengenal waktu setelah orang
mempunyai niat sejati maka semua gerak tubuhnya di tunjukan untuk tujuan
sembahyang, niat sejati sama dengan pujian yang selalu di lakukan karna niat
adalah lebih peting dari pada tindakan dan niat tidak bisa di utarakan dengan
kata kata dan suara, niat merupakan ungkapan suatu fikiran, karna itu niat
untuk melakukan sembayang adalah sama dengan niat seseorang yang akan melakukan
perampokan, kejahatan, pemerkosaan, dan niat bezina.
Orang yang di katakan sirik dan kafir apabila mengagap yang terpenting
adalah kepandaian, orang orang yang demikian sejatinya tidak mengerti tentang
sejatinya niat, nafsu harus di kekang demikian orang jangan terlalu banyak
bicara dan jangan terlalu banyak memaksakan ke inginnan serta menuruti kehendak
pribadi, Demikian orang jangan terlalu mendewa-dewakan pendapat sendiri,
selanjutnya sunan wahdat mengutus wujil agar pergi ke asrama putri untuk
memangil Ken Satpada, wujil memangil satpada kemudia satpada segera menghadap
sunan wahdat
Dalam perjalanan menghadap sunan wahdat ken satpada bertanya mengapa
temanya tersebut di pangil wujil,,,? Wujil menerangkan mengapa ia di pangil
wujil yaitu antara nama dan rupa tidak sama atau tidak ada perbedaan di sebut
pula bahwa si wujil ini buka tokoh pertamayang berasal dari majapahit yang
menuntut ilmu di pertapaan tersebut selanjutnya wujil dan satpada tiba di
hadapan sunan wahdat dan sunan wahdat menyakan kabar ketika satpada berada di
jawana (juana) ratu wahdat menyuruh wujil mengambil bunga teratai ratu wahdat
kemudian menulis surat di atas kelopak bunga teratai kepada Seh Malaya
selanjutnya wujil di perintahkan memberikan surat tersebut kepada She Malaya di
bumi pati
Sunan wahdat mengirimkan sumping wujil segera berangkat ke pati tidak
di ceritala perjalan yang di tempuh wujil bertanya ke orang orang pedesaan
apakah ada yang mengetahui seseorang penari gambuh tari topeng bernama she
Malaya, orang orang desa tengah menerangkan kepada wujil bahwa ada seseorang
yang melakukan pertunjukan tari topeng di desa wasana selatan ketika wujil
sampai di tempat pertunjukan she Malaya sudah mengakhiri pertunjukannya
selajutnya wujil bertemu dengan seh Malaya dan menghaturkan surat dari sunan
wahdat.
Sunan wahdat berfikir bahwa sumping yang akan di kirimkan ke seh Malaya
akan pantas di pakai oleh seorang penari, kemudian di ceritakan di sebuah desa
banyak orang berkumpul melihat pertunjukan tari, Wujil mendekat dan berjumpa
dengan seh Malaya wujil menghanturkan surat. Seh Malaya membuka surat seh
Malaya bertanya apa arti dari sureng pati dan biji bijian saga yang di masukan
ke dalam bunga teratai,,? Wujilpun menjawab tidak tahu sehmalya mengatakan
bahwa yang terhurmat yang berkuasa di murya menyampeakn pesan bahwa setiap
perbuatan akan berakhir setelah prang tersebut meninggal, selanjutnya surat
tersebut di baca berulang ulang isinya sangat mengharukan dan sangat menyetuh
hati dan surat tersebut di akhirri dengan pupuh aswlalita
Bunyi penutub surat bahwa selam sehmalaya pergi meninggalkan rumah dan
keluarga di harapkan akan selalu ingat akan nasihat sunan bonang, sunan boning
ingin sekali bertemu dengan sehmalaya karna sangat rindhu, setelah membaca
surat dari sunan bonang sehmalay mengajak wujil kerumahnya di kampong
pegambiran dan setelah tiba di pondok kemudian mereka makan. sehmalaya berkata
kepada wujil bahwa melalui surat yang di kirimkan ke pada wujil kemungkinan
sunan wahdat menyindir tentang perjalanan naik haji ketanah suci yang telah di
lakukanya sehmalaya tidak melajutkan haji yang telah di lakukannya ke mekkah
karna di perintah oleh maulana magribi untuk kembali ke tanah jawa, mekah hanya
berada di tempat barat dan hal itu tidak mejadi peting hal yang terpenting adalah
batu keramat yang di bangun nabi Ibrahim, di dalam masjid makah almukaromah ada
singgasana tuhan singgasan tersebut mengantung tanpa kaitan jika orang melihat
di atas maka orang akan melihat langit di bawah dan apabila orang melihat dari
bawah tampak bumi di atasnya jika orang melihat ke barat maka ia akan melihat
ke timur, begitu sebaliknya ke empat penjuru mata angin yang lainya
Apabila seseorang bersembayang di sana hanya ada satu rungan untuk satu
orang itu jika ada dua atau tiga maka ruangan itu hanya cukup untuk dua atau
tiga orang terrsebut, apabila ada 10,000 orang yang bersembayang di sana maka
ka’bah dapat menampung mereka semua bahkan seandenay seluruh dunia orang akan
di masukna ke sana semua maka akan tertampung semua.
Seh Malaya berkata kepada wujil bahwa apa yang di katakana sehmalaya
tersebut jangan di beritahukan kepada sunan wahdat, wujil harus terus
memberikan pengamdiannya kepada sunan wahdat wujil kembali ke pertapaan sunan
wahdat sunan wahdat sedang malakukan semedi, wujil segera duduk di belakangnya
menanti sunan wahdat, setelah sang mahyogi selesai semedi wujil segera
menyembah, senjutnya sunan bonang membuka rahasia pengembaraannya sehmalay ake
pada wujil sehmalaya mengembara menjadi penari topeng karna mencari anak laki
laki yang sangat di cintainya yang telah hlang.
Sunan bonang menyindirnya apa yang telah di alkukany sehmalaya sebagai
gambaran orang yang masih terikat dengan dunia karna salah satu syarat untuk
mencapai ke tingkatan yang semapurna penganiayaan diri dengan cara MATI DALAM
HIDUP setelah mencapai tingkat yang sempurna maka akan menjadi kemanungalan
dalam hal itu tunggal rupa berbeda nama, tunggal berlainan rupa, dalam keadaan
manunggal tersebut semua kehendak manunggal denggan kehendaknya, ken satpada di
perintah oleh sunan wahdat untuk mengambil cermin, cermin di letaknkan di pohon
wunggu wujil dan satpada di minta bersama sama untuk bercermin satpada mengolok
olok wujil bahwa tinggi cermin itu tak setinggi wujil, bayangan wujil di cermin
tampak seperti anak anak yang berwajah seperti jeruk wangi (berkerut karna
sudah tua)
Lalu wujil berkat kepada ken satpada bahwa tidak ada bedanya antara
laki laki dan perempuan ibarat lelaki dan perempuan yang di persatukan di dalam
cermin layaknya dua insan pemersatuan berbeda jenis di ranjang, Satpada tidak
mengerti bagaimana manunggalnya kawula dan gusti. Wujil mengatakan bahwa dalam
cermin antara laki laki dan perempuan tidak berbeda jenis kelamin di dalam
cermin antara laki laki dan perempuan dalam satu wujudnya dank arena itu di
namankan rasa tunggal laki laki dan wanita bila sudah bersatu maka akan tampak
manunggal yaitu manunggal kehendaknya demikian pula dengan laki laki dan
perempuan yang di persatukan di dalam cermin tidak akan anmpak bedanya antara
laki laki dan wanita keadaan demikian adanya di sebut rasa tunggal dalam
perbincangan dengan wujil satpada mengartikan persatuan antara laki laki dan
wanita di dalam cermin sebagai hal yang bersifat cabul, satpada tersingung dan
marah dengan wujil
Ken satpada di minta untuk berdiri dihadapan cermin bersama wujil
sehingga cermin itu memantulkan bayangan ke dua orang tersebut wujil kemudia di
minta berdiri di hadapan cermin dan kemudian berdiri di sisi dekat cermin dan
selanjutnya ken satpada di perintah untuk menjawab pertanyaan pertanyaan di
mana bayangan wujil di temukan satpada menjadi kebingungan, wujil di minta
bercermin dan pergi dari cermin sunan wahdat bertanya kepada ken satpada di
manakah bayangan wujil ketika dia telah pergi dari cermin itu satpada tidak
bisa menjawab pertanyan tersebut selanjutnya satpada di perintahkan untuk
menggantikan wujil bercermin
Wujil di perintahakan untuk memperlihatkan dan menjawab pertanyaan
tentang di mana rupa satpada setelah satpada keluar dari cermin, wujil menjawab
bahwa ada sebuah pasangan yaitu ada dan tidak ada dari bayangan di dalam cermin
Nampak bahwa ketidakanya adalah adanya dan adanya adalah ketidakadanya. Jawaban
ini menjadi titik awal penulisan bagian pertama penulisan kalimat la illa ha ilallah yang artinya tidak ada tuhan selain allah
Di kisahkan dalam teks suluk
wujil selanjutnya bahwa ketika ada pertunjukan wayang, dalang sari dari
penangungan yang dalam lakon wayang nya menceritakan batarayudha ketika
pertunjukan wayang sedang berlangsung sehmalaya tiba di iringi dengan kedua
siswanya yang bernam luwungselawe dan wanakerta selanjutnya sehmalaya
memberikan penhurmatan kepada sunan mbonang dan menceritak perjalanannya ke
makkah denggan melewati lautan luas dan lautan pasir yang luas untuk bisa
sampai ke mekah, setelah pertunjukan wayang kulit itu selesai sunan mbonang
meminta memberikan penafsiran tentang lakon yang telah selesai di mainkan dan
di ikatkan denga syiar agama islam sehmalaya tidak dapat menafsirkan akan hal
itu dan akhirnya sunan mbonang sendiri yang member penafsiran bahwa pandawa dan
kurawa yang baru saja di mainkan mewakili dan isbat, pandawa dan kurawa
merebutkan Negara sama sja naïf isbat memperebtkan musbat.
Naïf dan sibat selalu bertentangan selalu berebutan sama halnya dengan
pandawa dan kurawa itulah sebabnya orang tidak bisa menghindar orang tidak
boleh hanya berpegang teguh pada hurufny saja janggan merasa senang bila hanya
mendapatkan sebuah gaji jika inggin melihat rahsia ilmu maka lihatlah diri
sendiri kemudian bersama sama melihat ujung bamboo yang terbuka kedua ujungnya
dan selanjutnya sunan bonang saling berpelukan saling merangkul berpelukan dada
berada di depan dada dan mereka memejamkan mata sehingga sebentar dalam sekedip
mata keduanya samapai di makkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar