Rabu, 29 April 2020

SULUK WUJIL KARYA SUNAN BONANG


SULUK WUJIL
 




~Wujil adalah seorang murid sunan bonang yang bergelar ratu wahdat, Wujil adalah dahulunya seorang abdi dari kerajaan majapahit ia memohon agar di beri ajaran rahasia, karna setelah sepuluh tahun berguru kepada ratu wahdat wujil di anggap belum cukup mampu untuk masuk ke dalam ajaran rahasia, wujil memphon belas kasih kepada sunan wahdat dan menyerahkan hidup dan matinya hanya untuk gurunya sastra dan ajaran syariat arab telah selesai di pelajarinya tetapi ajaran yang di harap harapkan belum jua di berikan,
 
Sunan wahdat berkata kepada wujil bahwa ia menginginkan seseorang yang inggin mempelajari ilmu rahasia harus jujur,lahir batin, jiwa dan raganya,Sunan wahdat mulai mengajarkan, mengijazahkan di sebutlah hubungan wujil dengan gurunya amat lah baik sehingga tidak pernah berselisih pahaham. Sang mahayogi member wejangan kepada wujil selama semalam suntuk wejangan sunan wahdat yang pertama tentang kehidupan, manusia hendalah hati hati hidup di dunia ini,Di sebutkan oleh sang mahayogi bahwa ‘’engkau bukanlah kesejatian dan kesejatian tersebut bukanlah engkau’’ dan barang siapa mengenal diri sendiri semata mata ia mengenal sang Hyang Widhi karna ke ungulan diri manusia tercapai melalui sembayang atau shalat sembah dan puja-pujinya, orrang harus tahu kepada siapa ia melakukan sembayang jika tidak mengetahi siapa yang di tuju ibarat menembak burung peluru di tembakkan tetapi tidak mengenai burung yang menjadi sasaranya

Manusia hendaknya harus mengerti benar makna puji, makna keluar masuknya nafa. Sukma terdiri dari empat macam elemen ialah tanah, air, api, dan angin dan masing masingnya mempunyai sifat dan fungsi sendiri sendiri sebagai pegangan hidup hendaknya mengenal diri sendiri sambil tak pernah lupa melakukan sembayang secara khusuk mengadap tuhan yang maha esa Tubuh manusia itu sama halnya dengan sebuah sangkar di mana di dalam sangkar itu ada satu burung di tempatkan di dalam sangkar, Di katakana pula sam sunan wahdat bahwa jangganlah jauh jauh mencari pujangga karna pujangga tersebut ada dalam diri sendiri, di sebutkan oleh sunan wahdat tentang perlunya mengenal diri sendiri mengendalikan hawa nafsu segala macam tindakan harus sesuai dengan kemauan dan keyakinan di dalam hti setiap orang
 



Tuhan itu ada dan tuhan benar benar suci orang yang merasa mengenalnya adalah orang yang mampu mengekang hawa nafsu,mengatur indra penglihatan, tuhan itu ada tetapi tidak mempunyai tempat tertentu hanya orang orang terpilih saja yang mampu wujud itu, dan siapa saja yang ingin mengetaui kemutlakkanya tidak di perbolehkan bertindak dan melakukan sembronoadapun orang bodoh karana pandangan mereka yang terbatas mereka tidak mengetahui tuhan hadir di mana mana, seseorang harus mengetahui nilai pembicaraan yang di lakukan ketika ia sedang berkomunikasi dengan tuhan dan harus mengetahui tentang kesunyian,ketenangan, batin.
 
karna merupakan tempat yang baik agar dapat menangkab getar keberadaan tuhan, Penjelasan tentang istilah diam dan bicara karunia yang sebenarnya harus di iringi dengan maksud dan perhatian yang benar, maksud yang sebenarnya adalah tanpa kata kata seseorang mungkin bisa melihat tetapi kebanyakan orang tidak melihat maksud yang sebenarnya sehinga terhapus dengan sikap sikap yang kacau sikap ini terbawa masuk ketika berada di dalam masjid dan orang yang demikan akan susah mendapatkan pencerahan jiwa untuk mengetahui ilmu rahasia barang siapa mampu mengarahkan pujian dengan tepat sama dengan orang melakukan sembayang 100 tahun pujian yang di lakukan dengan terus menerus yang di lakukan dengan tepat sama dengan sembayang selama 60 tahun orang yang melakukan tafakur sama dengan orang yang melakukan sembayang tanpa terputus dan tanpa terikat dengan waktu dan orang yang sudah melakukan takaruf ini di sebut orang yang sempurna
 
 
 
Bakti bagi orang yang utama tidak akan dia mengenal waktu setelah orang mempunyai niat sejati maka semua gerak tubuhnya di tunjukan untuk tujuan sembahyang, niat sejati sama dengan pujian yang selalu di lakukan karna niat adalah lebih peting dari pada tindakan dan niat tidak bisa di utarakan dengan kata kata dan suara, niat merupakan ungkapan suatu fikiran, karna itu niat untuk melakukan sembayang adalah sama dengan niat seseorang yang akan melakukan perampokan, kejahatan, pemerkosaan, dan niat bezina.
 
 
 
Orang yang di katakan sirik dan kafir apabila mengagap yang terpenting adalah kepandaian, orang orang yang demikian sejatinya tidak mengerti tentang sejatinya niat, nafsu harus di kekang demikian orang jangan terlalu banyak bicara dan jangan terlalu banyak memaksakan ke inginnan serta menuruti kehendak pribadi, Demikian orang jangan terlalu mendewa-dewakan pendapat sendiri, selanjutnya sunan wahdat mengutus wujil agar pergi ke asrama putri untuk memangil Ken Satpada, wujil memangil satpada kemudia satpada segera menghadap sunan wahdat
 



Dalam perjalanan menghadap sunan wahdat ken satpada bertanya mengapa temanya tersebut di pangil wujil,,,? Wujil menerangkan mengapa ia di pangil wujil yaitu antara nama dan rupa tidak sama atau tidak ada perbedaan di sebut pula bahwa si wujil ini buka tokoh pertamayang berasal dari majapahit yang menuntut ilmu di pertapaan tersebut selanjutnya wujil dan satpada tiba di hadapan sunan wahdat dan sunan wahdat menyakan kabar ketika satpada berada di jawana (juana) ratu wahdat menyuruh wujil mengambil bunga teratai ratu wahdat kemudian menulis surat di atas kelopak bunga teratai kepada Seh Malaya selanjutnya wujil di perintahkan memberikan surat tersebut kepada She Malaya di bumi pati
 
 
 
Sunan wahdat mengirimkan sumping wujil segera berangkat ke pati tidak di ceritala perjalan yang di tempuh wujil bertanya ke orang orang pedesaan apakah ada yang mengetahui seseorang penari gambuh tari topeng bernama she Malaya, orang orang desa tengah menerangkan kepada wujil bahwa ada seseorang yang melakukan pertunjukan tari topeng di desa wasana selatan ketika wujil sampai di tempat pertunjukan she Malaya sudah mengakhiri pertunjukannya selajutnya wujil bertemu dengan seh Malaya dan menghaturkan surat dari sunan wahdat.
 
Sunan wahdat berfikir bahwa sumping yang akan di kirimkan ke seh Malaya akan pantas di pakai oleh seorang penari, kemudian di ceritakan di sebuah desa banyak orang berkumpul melihat pertunjukan tari, Wujil mendekat dan berjumpa dengan seh Malaya wujil menghanturkan surat. Seh Malaya membuka surat seh Malaya bertanya apa arti dari sureng pati dan biji bijian saga yang di masukan ke dalam bunga teratai,,? Wujilpun menjawab tidak tahu sehmalya mengatakan bahwa yang terhurmat yang berkuasa di murya menyampeakn pesan bahwa setiap perbuatan akan berakhir setelah prang tersebut meninggal, selanjutnya surat tersebut di baca berulang ulang isinya sangat mengharukan dan sangat menyetuh hati dan surat tersebut di akhirri dengan pupuh aswlalita
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Bunyi penutub surat bahwa selam sehmalaya pergi meninggalkan rumah dan keluarga di harapkan akan selalu ingat akan nasihat sunan bonang, sunan boning ingin sekali bertemu dengan sehmalaya karna sangat rindhu, setelah membaca surat dari sunan bonang sehmalay mengajak wujil kerumahnya di kampong pegambiran dan setelah tiba di pondok kemudian mereka makan. sehmalaya berkata kepada wujil bahwa melalui surat yang di kirimkan ke pada wujil kemungkinan sunan wahdat menyindir tentang perjalanan naik haji ketanah suci yang telah di lakukanya sehmalaya tidak melajutkan haji yang telah di lakukannya ke mekkah karna di perintah oleh maulana magribi untuk kembali ke tanah jawa, mekah hanya berada di tempat barat dan hal itu tidak mejadi peting hal yang terpenting adalah batu keramat yang di bangun nabi Ibrahim, di dalam masjid makah almukaromah ada singgasana tuhan singgasan tersebut mengantung tanpa kaitan jika orang melihat di atas maka orang akan melihat langit di bawah dan apabila orang melihat dari bawah tampak bumi di atasnya jika orang melihat ke barat maka ia akan melihat ke timur, begitu sebaliknya ke empat penjuru mata angin yang lainya
 
Apabila seseorang bersembayang di sana hanya ada satu rungan untuk satu orang itu jika ada dua atau tiga maka ruangan itu hanya cukup untuk dua atau tiga orang terrsebut, apabila ada 10,000 orang yang bersembayang di sana maka ka’bah dapat menampung mereka semua bahkan seandenay seluruh dunia orang akan di masukna ke sana semua maka akan tertampung semua.
 
Seh Malaya berkata kepada wujil bahwa apa yang di katakana sehmalaya tersebut jangan di beritahukan kepada sunan wahdat, wujil harus terus memberikan pengamdiannya kepada sunan wahdat wujil kembali ke pertapaan sunan wahdat sunan wahdat sedang malakukan semedi, wujil segera duduk di belakangnya menanti sunan wahdat, setelah sang mahyogi selesai semedi wujil segera menyembah, senjutnya sunan bonang membuka rahasia pengembaraannya sehmalay ake pada wujil sehmalaya mengembara menjadi penari topeng karna mencari anak laki laki yang sangat di cintainya yang telah hlang.
 
 
 
Sunan bonang menyindirnya apa yang telah di alkukany sehmalaya sebagai gambaran orang yang masih terikat dengan dunia karna salah satu syarat untuk mencapai ke tingkatan yang semapurna penganiayaan diri dengan cara MATI DALAM HIDUP setelah mencapai tingkat yang sempurna maka akan menjadi kemanungalan dalam hal itu tunggal rupa berbeda nama, tunggal berlainan rupa, dalam keadaan manunggal tersebut semua kehendak manunggal denggan kehendaknya, ken satpada di perintah oleh sunan wahdat untuk mengambil cermin, cermin di letaknkan di pohon wunggu wujil dan satpada di minta bersama sama untuk bercermin satpada mengolok olok wujil bahwa tinggi cermin itu tak setinggi wujil, bayangan wujil di cermin tampak seperti anak anak yang berwajah seperti jeruk wangi (berkerut karna sudah tua)
 
Lalu wujil berkat kepada ken satpada bahwa tidak ada bedanya antara laki laki dan perempuan ibarat lelaki dan perempuan yang di persatukan di dalam cermin layaknya dua insan pemersatuan berbeda jenis di ranjang, Satpada tidak mengerti bagaimana manunggalnya kawula dan gusti. Wujil mengatakan bahwa dalam cermin antara laki laki dan perempuan tidak berbeda jenis kelamin di dalam cermin antara laki laki dan perempuan dalam satu wujudnya dank arena itu di namankan rasa tunggal laki laki dan wanita bila sudah bersatu maka akan tampak manunggal yaitu manunggal kehendaknya demikian pula dengan laki laki dan perempuan yang di persatukan di dalam cermin tidak akan anmpak bedanya antara laki laki dan wanita keadaan demikian adanya di sebut rasa tunggal dalam perbincangan dengan wujil satpada mengartikan persatuan antara laki laki dan wanita di dalam cermin sebagai hal yang bersifat cabul, satpada tersingung dan marah dengan wujil
 
Ken satpada di minta untuk berdiri dihadapan cermin bersama wujil sehingga cermin itu memantulkan bayangan ke dua orang tersebut wujil kemudia di minta berdiri di hadapan cermin dan kemudian berdiri di sisi dekat cermin dan selanjutnya ken satpada di perintah untuk menjawab pertanyaan pertanyaan di mana bayangan wujil di temukan satpada menjadi kebingungan, wujil di minta bercermin dan pergi dari cermin sunan wahdat bertanya kepada ken satpada di manakah bayangan wujil ketika dia telah pergi dari cermin itu satpada tidak bisa menjawab pertanyan tersebut selanjutnya satpada di perintahkan untuk menggantikan wujil bercermin
 
Wujil di perintahakan untuk memperlihatkan dan menjawab pertanyaan tentang di mana rupa satpada setelah satpada keluar dari cermin, wujil menjawab bahwa ada sebuah pasangan yaitu ada dan tidak ada dari bayangan di dalam cermin Nampak bahwa ketidakanya adalah adanya dan adanya adalah ketidakadanya. Jawaban ini menjadi titik awal penulisan bagian pertama penulisan kalimat   la illa ha ilallah    yang artinya tidak ada tuhan selain allah
 
 Di kisahkan dalam teks suluk wujil selanjutnya bahwa ketika ada pertunjukan wayang, dalang sari dari penangungan yang dalam lakon wayang nya menceritakan batarayudha ketika pertunjukan wayang sedang berlangsung sehmalaya tiba di iringi dengan kedua siswanya yang bernam luwungselawe dan wanakerta selanjutnya sehmalaya memberikan penhurmatan kepada sunan mbonang dan menceritak perjalanannya ke makkah denggan melewati lautan luas dan lautan pasir yang luas untuk bisa sampai ke mekah, setelah pertunjukan wayang kulit itu selesai sunan mbonang meminta memberikan penafsiran tentang lakon yang telah selesai di mainkan dan di ikatkan denga syiar agama islam sehmalaya tidak dapat menafsirkan akan hal itu dan akhirnya sunan mbonang sendiri yang member penafsiran bahwa pandawa dan kurawa yang baru saja di mainkan mewakili dan isbat, pandawa dan kurawa merebutkan Negara sama sja naïf isbat memperebtkan musbat.
 
Naïf dan sibat selalu bertentangan selalu berebutan sama halnya dengan pandawa dan kurawa itulah sebabnya orang tidak bisa menghindar orang tidak boleh hanya berpegang teguh pada hurufny saja janggan merasa senang bila hanya mendapatkan sebuah gaji jika inggin melihat rahsia ilmu maka lihatlah diri sendiri kemudian bersama sama melihat ujung bamboo yang terbuka kedua ujungnya dan selanjutnya sunan bonang saling berpelukan saling merangkul berpelukan dada berada di depan dada dan mereka memejamkan mata sehingga sebentar dalam sekedip mata keduanya samapai di makkah.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar