Jumat, 10 April 2020

PRASASTI JIYU I DAN II


Prasasti Jiyu I 1486M merupakan pemberian anugerah dari Sri Maharaja Girindrawardhana Dyah Ranawijaya kepada sri paduka Brahmaraja Ganggadara yang telah memimpin pelaksanaan rangkaian upacara sradda memperingati 12 tahun wafatnya Sang mokta ring Indrabuwana. Siapa Sang Mokta Ring Indrabawana ini? Dialah Bhatara ring Daha Manggalawardhani Dyah Suragharini, ibu kandung Dyah Ranawijaya.



Setelah ratu Daha Jayawardhani dyah Jayeswari wafat, Bhre Tanjungpura Manggalawardhani dyah Suragharini bersemayam di Daha atau menjadi Bhre Daha. Bhre Daha Manggalawardhani dyah Suragharini yang merupakan mantan permaisuri Sang Sinagara wafat pada tahun 1474M.Jadi pada tahun 1486M, tepat 12 tahun wafatnya Bhre Daha Manggalawardhani dyah Suragharini.
Dalam Prasasti Jiyu I 1486M, Girindrawardhana Dyah Ranawijaya memberi anugerah kepada Sri Brahmaraja Ganggadara berupa tanah di Talasan, Pung, dan Batu untuk dijadikan tempat pembangunan asrama Terailokyapuri. Oleh karena itu Prasasti Jiyu I dikenal pula sebagai Prasasti Trailokyapuri 1486M.Pemberian anugerah dalam Prasasti Jiyu I/Prasasti Trailokyapuri 1486M merupakan anugerah langsung dari Dyah Ranawijaya, beda dengan anugerah tanah Petak dalam Prasasti Petak.
Dengan demikian pada tahun 1486M, Sri Brahmaraja Ganggadara mendapat dua anugerah dari kerajaan Majapahit. Anugerah pertama dalam prasasti Petak 1486M dan anugerah kedua termuat dalam prasasti Trailokyapuri 1486M.
Berikut transkrip dan terjemahan prasasti Jiyu I/Prasasti Trailokyapuri 1486M menurut pembacaan Muhammad Yamin dalam buku Tatanegara Madjapahit, Parwa 1-2, yayasan Prapantja, Jakarta, 1962. 



// swasti cri cakarawarsatita 1408 kartikamasa titi pratipadakrsna paksa, wu, cu, wara, kalawu, agneyastha, graham cara, rohininaksatra, prajapati dewata, parigha yoga, wresabkaraci. irika diwacanyajna paduka cri maharaja cri wilwatiktapura janggala kadiri prabhu natha cri girindrawarddhana nama dyah ranawijaya, bhatara [ku] monang lampahikang dwadacawarsa craddrasampurnnanira sang mokta ring indrabhawana, ring cri mahadwijacresta, bharadhuwajasutra, apasthambhasutra, caturwwedaparaga, sarwwacastra samapta, paduka cri brahmaraja ganggadhara. ya ta sinung bhumudana ring trailokyapuri, sahampihanya ring talasan nanging janggada ring pung batu catusimanya, sakendeng sengkernya, sa bhuktinya sadrwya hajinya hanutu sarasaning pracasti ring trailokyapuri wnanga sakalwiranya luputa saprakara denika sima sajero parimana tugu sakalwiranya sawah walirang Sawah pengampulan pada marika wlah 15…

TERJEMAHANNYA:

Selamatlah!
Pada tahun saka 1408 bulan Kartika kresnapaksa hari wurukung Jumat umanis wuku Kulawu bintang berkilau di timurlaut perumahan bulan rohini dibawah lindungan dewara pardjapati joga pariga tanda bintang banteng.Pada waktu itulah turun perintah sri maharaja keraton Majapahit Jenggala Kadiri sri baginda Girindrawardhana Dyah Ranawijaya, setelah upacara sraddha 12 tahun memperingati wafatnya sang mokta ring indrabawana [ratu Daha Manggalawardhani dyah Suragharini] kepada sri mahadwija sri paduka Brahmaraja Ganggadara. 
yang putus dalam kitab sutra Bharadwwadja dan Apastambha, serta kitab Weda yang empat [caturweda], serta putus dalam segala kitab sastra. 

Karena itu beliau [Sri Brahmaraja Ganggadara] mendapat anugerah tanah untuk pembangunan Trailokyapuri bersama tanah di Talasan, selanjutnya ditambah tanah kosong di Pung dengan batu prasasti tanah perdikan itu, dengan dataran dan lereng bukitnya, disertai kekuasaan yang sempurna atasnya dengan segala beban atasnya ditambah segala hak utama seperti ditetapkan dalam piagan Terailokyapuri, yaitu segala macam hak pelungguhan dan segala macam kebebasan. 

Adapun kedudukan tanah perdikan berlaku pula bagi seluruh pengluasan perwatasan meliputi segala macam tanah yaitu sawah di pelerengan gunung Welirang di Pengampulan yang semunya luasnya 15 tengahan tampah

Pada tahun saka 1408 bulan Kartika kresnapaksa hari wurukung Jumat umanis wuku Kulawu bintang berkil*     *     *
PNULIS  SIWI SANG
Catatan:
segala kewajiban yang harus ditunaikan Sri Brahmaraja Gaganggadara tercantum lengkap dalam prasasti Jiyu II, yang dilihat dari penanggalan dan isinya merupakan terusan dari prasasti Jiyu I. hanya ditulis dalam batu lain


PRASASTI JIYU II

Prasasti Jiyu atau Prasasti Trailokyapuri 1486M dikeluarkan oleh maharaja Majapahit Girindrawardhana dyah Ranawijaya. Prasasti ini tertulis di atas 4 batu. Oleh karena itu dikenal istilah Prasasti Jiyu atau Prasasti Trailokyapuri I, II, III, dan IV.
Prasasti Trailokyapuri II 1486M memiliki penanggalan yang sama dengan Prasasti Trailokyapuri I 1486M, yaitu: swasti cri cakawarsatita 1408 kartikamasa titi pratipada kresnapaksa wu, ma, cu, wara, kulawu, agneyasthagrahacara rohininaksatra prajapatidewata mahendramandala parighayoga wrskaraci.
Adanya penanggalan yang sama menunjukkan bahwa isi Prasasti Trailokyapuri atau Prasasti Jiyu II merupakan terusan atau sambungan dari isi berita Prasasti Jiyu atau Prasasti Trailokyapuri I. Hanya ditulis pada batu beda.
Berikut ini transkrip dan terjemahan Prasasti Jiyu atau Prasasti Trailokyapuri II 1486M.



//Om// swasti cri cakawa rsatita 1408 kartikamasa titi pratipada kresnapaksawu, ma, cu, wara, kulawu, agne yasthagrahacara rohi ninaksatra prajapatidewata, mahendramandala, parigha yoga, wrskaraci,  irika diwa sanya paduka cri brahmaraja ganggadara, reni dharmmasima ri trailokyapuri, tkening sahampihane ri ta lasan, pung, batu, mwang Santana pratisantana paduka cri brahmaraja samenajnan ring tan hyena ha ning wismati ring kapujanira sang icwara bharadwaja mwang bhatara wisnu makadi pamancadaci carwisang hyang dharma sarwwaphira kala ning idran sira ratunggola sapucadhi mwang prati masa…. Tangga 1 ping 13 jyestamwang puripujan bhatara yama 15, ka, 10, carwananira, bhatari durgga ring mahamantri ring kabuyutanangken pancadaci, dening pujanangung ing kabuyutan angken pancama ning asadha, mwang ka, 5, panangkaning parabeya saprakara sawah, baye, salore ka li pakembangan winih sangga 15 muwah sawahi talasan awinih sangga 15, pung winih sangga  20 katuring sang hyang dharma tka ni de ceng batu, saceya ning paradipari puja sa prakara kabhu ktiha de ne…ka 21 phaye muwah nga repbaye sa wagicwara halampa kna papaha….nira sang hyang dharma, sakula maka rubuh, helingsa hamukti rena sowing sowang haja sawa..la dening santananira icwara kang tan lis ing prasasthi kedumana bhukten sacesa paranira sang hyang dharma muwah de nira lembu, sarwwa ta kala mpahanakaryya sang hyang dharma tutan subhaktiha, marhamukti, rena dening Padma kaning cisya siddha natha, ni lakanta sahahi talasa winih…, sowang, kunang yang hana mirudha i paduka cri brahmaraja sahananya makadi sangagata prabhu, mantra cighra tibakna krodha bhatara yama kalagni warsa tadahen denira bhatari durgga, cucupateknya, langga rudhiranya, rimarima hatinya hamelamel dagingnya …hulanya tumpur bhrasta sahananya urnangguha catu spataka sahasrakoti janmanya kalbwing kawah, astu.

TERJEMAHANNYA:

Selamatlah! 
Pada tahun saka 1408 bulan kartika hari pertama kresnapaksa pecan wurukung Jumat umanis wuku kelabu bintang berkilau di timurlaut gugusan bulan rohini di bawah lindungan dewata prajapati yoga parigha tanda bintang banteng. Pada hari itulah sri paduka Brahmaraja Ganggadara mendapat hak utama berhubungan dengan sang darma sima di Trailokyapuri dan segala tanah yang terhitung masuk kedalamnya, yaitu tanah di Talasan, Pung dan Batu. 

Kepadanya dan kepada anak cucu sri paduka Brahmaraja sampai kepada keturunan yang paling jauh, supaya mereka jangan melalaikan hubungan memuliakan kepala resi Baradwaja dan batara Wisnu, terutama tentang pemujaan cura bagi yang mulia sang darmapada tiap-tiap tanggal 15 pada bulan untuk sekalian setan dan empat ekor sapi. Selanjutnya untuk batara Rama suatu pemujaan…api yang lengkap pada saat…yaitu pada saat batara rama…dengan…dan menarik diri ke tempat sunyi. Seterusnya pada tiap-tiap bulan…[dan seterusnya]  pada tiap-tiap tanggal 13 bulan djesta dan … pemujaan. 

Selanjutnya untuk menghormati batara yama sejumlah uang seharga 15… dan 10 keti. Selanjutnya sebagai puja taburan bagi batara durga atas nama mahamenteri di candi kabuyutan tiap-tiap tanggal 15 bulan purnama dengan selanjutnya suatu pemujaan di candi kabuyutan pada tiap-tiap tanggal 5 dalam bulan Asada bersama-sama pemujaan sejumlah 5 keti. Untuk penutup pembiayaan segala macam pemujaan yang tersebut di atas, akan dipergunakan hasil sawah-sawah yang terletak di sebelah utara batang air [sungai]Pakembangan, sawah yang terletak di daerah persemaian/bibit padi sejumlah 15 sangga, 
seterusnya sawah-sawah di Talasan, ditanami padi persemaian sejumlah 15 sangga dan sawah-sawah di desa Pung sebesar 20 sangga padi persemaian. 

Maka kekuasaan wewenang untuk memungut dan lain-lainnya bagi sang darma sima meluas sampai ke desa Batu. Adapun bagian hasil yang selebihnya yaitu yang tidak terpakai bagi pembayar segala macam puja di atas dipergunakan untuk menghormati segala rupa kekuasaan ruhani dan akan dipakai oleh segala…sebagai tanah masuk kebagian sang darma dan sebagai tanah masuk sang darma yang dipelihara oleh anak cucu turun termurun cucuran wag Iswara. Sekiranya mereka yang mengusahakan tanah itu dalam hal tersebut berbuat kesalahan terhadsap tugas kewajiban bagi sang darmasima, maka seluruh keluarganya akan runtuh-rubuh. 

Kewajiban masing-masing mereka akan berimbangan dengan untung laba yang didapatnya. Janganlah hendaknya timbul perselisihan antara turunan sri paduka brahmaraja tentang hal-hal yang tak dinyatakan dalam prasasti segala hasil piutang akan dibagi-bagi menurut peraturan sekadar mengenai hasil piutang yang menjadi sisa daripada pembayaran pemujaan kepada perdikan sang darma. 

Selanjutnya tentang sang lembu, maka segala urusan baginya akan dibiayai kekayaan yang mulia perjanjian. Penghormatan kepadanya senantiasa akan dilanjutkan, tetapi hal memungut keuntungan dari padanya akan dihentikan.Selanjutnya tentang pemeliharaan murid-murid sang Nilakanta yang sempurna, maka baginya diuntukkan sawah-sawah di  Talasan, tetap masing-masing orang selalu dikenakan sejumlah 1 sangga benih padi.

 Selanjutnya sekiranya ada orang yang menentang sri paduka brahmaraja pada pelaksanaan yang tersebut tadi, siapapun saja, terutama bagi calon prabu atau menteri, maka mereka itu dengan segera akan ditimpa kemarahan batara Yama dan api sang kala. Barang dimakan habislah mereka hendaknya oleh batara Durga, barang dicucutlah benak otaknya, darahnya dihirup dan hatinya dikoyak, dagingnya dikunyah, kepalanya direngkah! Mereka dirusak binasakan beserta segala miliknya dan akan terjerumus ke dalam neraka jahanam yang empat. Seratus juta kali mereka akan menjelma kembali dan senantiasa akan dilemparkan kedalam kawah neraka! Demikianlah hendaknya.
*     *     *
PENULIS  SIWI SANG
Sumber: Muhammad Yamin, Tatanegara Madjapahit, Parwa 1-2, yayasan Prapantja, Jakarta, 1962

Tidak ada komentar:

Posting Komentar