Prasasti Jiyu I 1486M merupakan pemberian anugerah dari Sri
Maharaja Girindrawardhana Dyah Ranawijaya kepada sri paduka Brahmaraja
Ganggadara yang telah memimpin pelaksanaan rangkaian upacara sradda
memperingati 12 tahun wafatnya Sang mokta ring Indrabuwana. Siapa Sang Mokta
Ring Indrabawana ini? Dialah Bhatara ring Daha Manggalawardhani Dyah
Suragharini, ibu kandung Dyah Ranawijaya.
Setelah ratu Daha Jayawardhani dyah Jayeswari wafat, Bhre
Tanjungpura Manggalawardhani dyah Suragharini bersemayam di Daha atau menjadi
Bhre Daha. Bhre Daha Manggalawardhani dyah Suragharini yang merupakan mantan
permaisuri Sang Sinagara wafat pada tahun 1474M.Jadi pada tahun 1486M, tepat 12
tahun wafatnya Bhre Daha Manggalawardhani dyah Suragharini.
Dalam Prasasti Jiyu I 1486M, Girindrawardhana Dyah
Ranawijaya memberi anugerah kepada Sri Brahmaraja Ganggadara berupa tanah di
Talasan, Pung, dan Batu untuk dijadikan tempat pembangunan asrama
Terailokyapuri. Oleh karena itu Prasasti Jiyu I dikenal pula sebagai Prasasti
Trailokyapuri 1486M.Pemberian anugerah dalam Prasasti Jiyu I/Prasasti Trailokyapuri
1486M merupakan anugerah langsung dari Dyah Ranawijaya, beda dengan anugerah
tanah Petak dalam Prasasti Petak.
Dengan demikian pada tahun 1486M, Sri Brahmaraja Ganggadara
mendapat dua anugerah dari kerajaan Majapahit. Anugerah pertama dalam prasasti
Petak 1486M dan anugerah kedua termuat dalam prasasti Trailokyapuri 1486M.
Berikut transkrip dan terjemahan prasasti Jiyu I/Prasasti
Trailokyapuri 1486M menurut pembacaan Muhammad Yamin dalam buku Tatanegara
Madjapahit, Parwa 1-2, yayasan Prapantja, Jakarta, 1962.
// swasti cri cakarawarsatita 1408 kartikamasa titi
pratipadakrsna paksa, wu, cu, wara, kalawu, agneyastha, graham cara,
rohininaksatra, prajapati dewata, parigha yoga, wresabkaraci. irika
diwacanyajna paduka cri maharaja cri wilwatiktapura janggala kadiri prabhu
natha cri girindrawarddhana nama dyah ranawijaya, bhatara [ku] monang
lampahikang dwadacawarsa craddrasampurnnanira sang mokta ring indrabhawana,
ring cri mahadwijacresta, bharadhuwajasutra, apasthambhasutra,
caturwwedaparaga, sarwwacastra samapta, paduka cri brahmaraja ganggadhara. ya
ta sinung bhumudana ring trailokyapuri, sahampihanya ring talasan nanging
janggada ring pung batu catusimanya, sakendeng sengkernya, sa bhuktinya sadrwya
hajinya hanutu sarasaning pracasti ring trailokyapuri wnanga sakalwiranya
luputa saprakara denika sima sajero parimana tugu sakalwiranya sawah walirang
Sawah pengampulan pada marika wlah 15…
TERJEMAHANNYA:
Selamatlah!
Pada tahun saka 1408 bulan Kartika kresnapaksa hari wurukung Jumat umanis wuku
Kulawu bintang berkilau di timurlaut perumahan bulan rohini dibawah lindungan
dewara pardjapati joga pariga tanda bintang banteng.Pada waktu itulah
turun perintah sri maharaja keraton Majapahit Jenggala Kadiri sri baginda
Girindrawardhana Dyah Ranawijaya, setelah upacara sraddha 12 tahun memperingati
wafatnya sang mokta ring indrabawana [ratu Daha Manggalawardhani dyah
Suragharini] kepada sri mahadwija sri paduka Brahmaraja Ganggadara.
yang putus
dalam kitab sutra Bharadwwadja dan Apastambha, serta kitab Weda yang empat
[caturweda], serta putus dalam segala kitab sastra.
Karena itu beliau [Sri
Brahmaraja Ganggadara] mendapat anugerah tanah untuk pembangunan Trailokyapuri
bersama tanah di Talasan, selanjutnya ditambah tanah kosong di Pung dengan batu
prasasti tanah perdikan itu, dengan dataran dan lereng bukitnya, disertai
kekuasaan yang sempurna atasnya dengan segala beban atasnya ditambah segala hak
utama seperti ditetapkan dalam piagan Terailokyapuri, yaitu segala macam hak
pelungguhan dan segala macam kebebasan.
Adapun kedudukan tanah perdikan berlaku
pula bagi seluruh pengluasan perwatasan meliputi segala macam tanah yaitu sawah
di pelerengan gunung Welirang di Pengampulan yang semunya luasnya 15 tengahan
tampah
Pada tahun saka 1408 bulan Kartika kresnapaksa hari wurukung Jumat umanis wuku Kulawu bintang berkil* * *
PNULIS SIWI SANG
Catatan:
segala kewajiban yang harus ditunaikan Sri Brahmaraja
Gaganggadara tercantum lengkap dalam prasasti Jiyu II, yang dilihat dari
penanggalan dan isinya merupakan terusan dari prasasti Jiyu I. hanya ditulis
dalam batu lain
PRASASTI JIYU II
Prasasti Jiyu atau Prasasti Trailokyapuri 1486M dikeluarkan
oleh maharaja Majapahit Girindrawardhana dyah Ranawijaya. Prasasti ini tertulis
di atas 4 batu. Oleh karena itu dikenal istilah Prasasti Jiyu atau Prasasti
Trailokyapuri I, II, III, dan IV.
Prasasti Trailokyapuri II 1486M memiliki penanggalan yang
sama dengan Prasasti Trailokyapuri I 1486M, yaitu: swasti cri cakawarsatita
1408 kartikamasa titi pratipada kresnapaksa wu, ma, cu, wara, kulawu,
agneyasthagrahacara rohininaksatra prajapatidewata mahendramandala parighayoga
wrskaraci.
Adanya penanggalan yang sama menunjukkan bahwa isi Prasasti
Trailokyapuri atau Prasasti Jiyu II merupakan terusan atau sambungan dari isi
berita Prasasti Jiyu atau Prasasti Trailokyapuri I. Hanya ditulis pada batu
beda.
Berikut ini transkrip dan terjemahan Prasasti Jiyu atau
Prasasti Trailokyapuri II 1486M.
//Om// swasti cri cakawa rsatita 1408 kartikamasa titi pratipada
kresnapaksawu, ma, cu, wara, kulawu, agne yasthagrahacara rohi ninaksatra
prajapatidewata, mahendramandala, parigha yoga, wrskaraci, irika diwa sanya
paduka cri brahmaraja ganggadara, reni dharmmasima ri trailokyapuri, tkening
sahampihane ri ta lasan, pung, batu, mwang Santana pratisantana paduka cri
brahmaraja samenajnan ring tan hyena ha ning wismati ring kapujanira sang icwara
bharadwaja mwang bhatara wisnu makadi pamancadaci carwisang hyang dharma
sarwwaphira kala ning idran sira ratunggola sapucadhi mwang prati masa…. Tangga
1 ping 13 jyestamwang puripujan bhatara yama 15, ka, 10, carwananira, bhatari
durgga ring mahamantri ring kabuyutanangken pancadaci, dening pujanangung ing
kabuyutan angken pancama ning asadha, mwang ka, 5, panangkaning parabeya
saprakara sawah, baye, salore ka li pakembangan winih sangga 15 muwah sawahi
talasan awinih sangga 15, pung winih sangga 20 katuring sang hyang dharma
tka ni de ceng batu, saceya ning paradipari puja sa prakara kabhu ktiha de ne…ka
21 phaye muwah nga repbaye sa wagicwara halampa kna papaha….nira sang hyang
dharma, sakula maka rubuh, helingsa hamukti rena sowing sowang haja sawa..la
dening santananira icwara kang tan lis ing prasasthi kedumana bhukten sacesa paranira
sang hyang dharma muwah de nira lembu, sarwwa ta kala mpahanakaryya sang hyang dharma
tutan subhaktiha, marhamukti, rena dening Padma kaning cisya siddha natha, ni lakanta
sahahi talasa winih…, sowang, kunang yang hana mirudha i paduka cri brahmaraja sahananya
makadi sangagata prabhu, mantra cighra tibakna krodha bhatara yama kalagni warsa
tadahen denira bhatari durgga, cucupateknya, langga rudhiranya, rimarima
hatinya hamelamel dagingnya …hulanya tumpur bhrasta sahananya urnangguha catu spataka
sahasrakoti janmanya kalbwing kawah, astu.
Selamatlah!
Pada tahun saka 1408 bulan kartika hari pertama
kresnapaksa pecan wurukung Jumat umanis wuku kelabu bintang berkilau di
timurlaut gugusan bulan rohini di bawah lindungan dewata prajapati yoga parigha
tanda bintang banteng. Pada hari itulah sri paduka Brahmaraja Ganggadara
mendapat hak utama berhubungan dengan sang darma sima di Trailokyapuri dan
segala tanah yang terhitung masuk kedalamnya, yaitu tanah di Talasan, Pung dan
Batu.
Kepadanya dan kepada anak cucu sri paduka Brahmaraja sampai kepada
keturunan yang paling jauh, supaya mereka jangan melalaikan hubungan memuliakan
kepala resi Baradwaja dan batara Wisnu, terutama tentang pemujaan cura bagi
yang mulia sang darmapada tiap-tiap tanggal 15 pada bulan untuk sekalian setan
dan empat ekor sapi. Selanjutnya untuk batara Rama suatu pemujaan…api yang
lengkap pada saat…yaitu pada saat batara rama…dengan…dan menarik diri ke tempat
sunyi. Seterusnya pada tiap-tiap bulan…[dan seterusnya] pada tiap-tiap
tanggal 13 bulan djesta dan … pemujaan.
Selanjutnya untuk menghormati batara
yama sejumlah uang seharga 15… dan 10 keti. Selanjutnya sebagai puja taburan
bagi batara durga atas nama mahamenteri di candi kabuyutan tiap-tiap tanggal 15
bulan purnama dengan selanjutnya suatu pemujaan di candi kabuyutan pada
tiap-tiap tanggal 5 dalam bulan Asada bersama-sama pemujaan sejumlah 5 keti.
Untuk penutup pembiayaan segala macam pemujaan yang tersebut di atas, akan
dipergunakan hasil sawah-sawah yang terletak di sebelah utara batang air
[sungai]Pakembangan, sawah yang terletak di daerah persemaian/bibit padi
sejumlah 15 sangga,
seterusnya sawah-sawah di Talasan, ditanami padi persemaian
sejumlah 15 sangga dan sawah-sawah di desa Pung sebesar 20 sangga padi
persemaian.
Maka kekuasaan wewenang untuk memungut dan lain-lainnya bagi sang
darma sima meluas sampai ke desa Batu. Adapun bagian hasil yang selebihnya
yaitu yang tidak terpakai bagi pembayar segala macam puja di atas dipergunakan
untuk menghormati segala rupa kekuasaan ruhani dan akan dipakai oleh
segala…sebagai tanah masuk kebagian sang darma dan sebagai tanah masuk sang
darma yang dipelihara oleh anak cucu turun termurun cucuran wag Iswara.
Sekiranya mereka yang mengusahakan tanah itu dalam hal tersebut berbuat
kesalahan terhadsap tugas kewajiban bagi sang darmasima, maka seluruh
keluarganya akan runtuh-rubuh.
Kewajiban masing-masing mereka akan berimbangan
dengan untung laba yang didapatnya. Janganlah hendaknya timbul perselisihan
antara turunan sri paduka brahmaraja tentang hal-hal yang tak dinyatakan dalam
prasasti segala hasil piutang akan dibagi-bagi menurut peraturan sekadar
mengenai hasil piutang yang menjadi sisa daripada pembayaran pemujaan kepada
perdikan sang darma.
Selanjutnya tentang sang lembu, maka segala urusan baginya
akan dibiayai kekayaan yang mulia perjanjian. Penghormatan kepadanya senantiasa
akan dilanjutkan, tetapi hal memungut keuntungan dari padanya akan
dihentikan.Selanjutnya tentang pemeliharaan murid-murid sang Nilakanta yang
sempurna, maka baginya diuntukkan sawah-sawah di Talasan, tetap
masing-masing orang selalu dikenakan sejumlah 1 sangga benih padi.
Selanjutnya
sekiranya ada orang yang menentang sri paduka brahmaraja pada pelaksanaan yang
tersebut tadi, siapapun saja, terutama bagi calon prabu atau menteri, maka
mereka itu dengan segera akan ditimpa kemarahan batara Yama dan api sang kala.
Barang dimakan habislah mereka hendaknya oleh batara Durga, barang dicucutlah
benak otaknya, darahnya dihirup dan hatinya dikoyak, dagingnya dikunyah,
kepalanya direngkah! Mereka dirusak binasakan beserta segala miliknya dan akan
terjerumus ke dalam neraka jahanam yang empat. Seratus juta kali mereka akan
menjelma kembali dan senantiasa akan dilemparkan kedalam kawah neraka!
Demikianlah hendaknya.
* * *
PENULIS SIWI SANG
Sumber: Muhammad Yamin, Tatanegara
Madjapahit, Parwa 1-2, yayasan Prapantja, Jakarta, 1962
Tidak ada komentar:
Posting Komentar